Yogyakarta - Warung burjo atau Warmindo adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi di telinga para Mahasiswa, Perantau ataupun Masyarakat asli Daerah Istimewa Yogyakarta. Burjo sendiri merupakan singkatan dari Bubur Kacang Ijo dan Warmindo sendiri adalah singkatan dari Warung Makan Indomie.
Sejarah mengenai Warung Burjo sendiri dimulai dari seorang pria asal Kuningan, tepatnya Kec. Garawangi, saat ekonomi dan politik Indonesia masih belum stabil pasca kemerdekaan. Salim Saca adalah seorang pria yang berjualan Burjo dengan dipikul dan berkeliling disekitar Kuningan. Setelah beberapa tahun berjualan, Saca berjualan burjo di warung dan tidak lagi berkeliling, kemudian ia membagikan resep burjo ke orang-orang. Selanjutnya mereka membawa usaha burjo sebagai bekal untuk merantau diberbagai daerah seperti Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Solo.
Motekar 14 adalah satu dari sekian banyak Warung Burjo atau Warung makan Indomie yang berada di sekitaran kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Motekar sendiri bukanlah sembarang nama, Motekar merupakan kata yang berasal dari bahasa Sunda yang menggambarkan kata kreatif, gigih dan banyak akal. Kata motekar dibuat untuk mereka yang selalu ingin berkarya, bermimpi, bekerja keras, berjuang dan bertahan menaklukkan hidup.
Warmindo Motekar 14 sendiri sangat terkenal di kawasan kampus UMY, selain Motekar 14 masih ada Motekar 8, Motekar 7 dan Motekar 9 yang masih berada di sekitaran kampus UMY dan Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI). Selain di daerah UMY, di Yogyakarta Motekar juga memiliki cabang didaerah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN Veteran).
“Motekar itu sekarang ada 19 cabang, 1 sampai 6 ada di Semarang, 7 sampe 9 ada di Jogja, 10, 11 di Semarang sama 12 sampai 19 di Jogja.” A’ Rizal salah satu pedagang di Motekar 14 saat ditanya mengenai cabang yang dimiliki Motekar (8/12).
Selain memiliki banyak cabang, Motekar juga buka setiap hari dan 24 jam. Motekar juga memiliki tempat yang luas dan juga bersih, berbeda dengan Warmindo kebanyakan yang biasanya memiliki tempat yang sempit. Hal ini yang menjadikan Warmindo Motekar dipilih sebagai warung makan andalan para Mahasiswa khususnya Mahasiswa UMY.
Kemudian, motekar juga memiliki banyak varian menu yang bisa dipilih selain macam-macam menu Indomie layaknya warmindo lain. Motekar juga menyediakan menu seperti oseng ayam, oseng ati, ayam rica-rica, Mie dok-dok dan masih banyak varian yang lain. Selain memiliki banyak varian menu, harganya yang berkisar Rp 10.000 hingga Rp 15.000 dan rasanya yang enak adalah faktor lain yang membuat mahasiswa untuk terus-terusan datang ke Motekar.
Selain A’ Rizal, masih ada A’ Adit yang bekerja di Motekar sejak tahun 2013. A’ Adit memulai pekerjaanya di Motekar 4 yang berada di Semarang.
“Pedagang Motekar dari Motekar 1 sampai Motekar 19 itu asalnya dari Kuningan. Jadi kalau pulang Idul Fitri kita bareng-bareng naik Bus ke Kuningan” Kata A’ Adit saat ditanya mengenai asal pedagang motekar(8/12).
“Motekar udah ada dari 2009 yang pertama itu di Semarang, Motekar 1. A’ Asep yang punya, sekarang A’ asep tinggal di Semarang” Sambungnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H