Jangan pernah menyimpan seseorang dalam sebuah karya, nanti orang dan kenangannya akan abadi selamanya. Lebih baik dibiarkan terbang, dari pada terus digenggam lalu pergi dan menghilang. Cinta itu seperti jingga dikala senja, indahnya sesaat tetapi kenangannya selalu tersesat. Jika memang takdir sudah menyuruh senja untuk bergantian dengan malam, apa boleh buat? Takdir yang akan mengatur semuanya, sama seperti kita yang selalu berpijak di bawah luasnya nabastala.Â
Seseorang akan melihat keindahan cinta, jika dia selalu bisa membuka mata hatinya. Seseorang akan merasakan indahnya jatuh cinta, saat dia bisa menerima ketulusan cinta. Begitu pula, seseorang akan mengerti artinya cinta, saat dia bisa memaknai apa itu cinta.Â
Cinta itu bukan hanya tentang kesenangan dan kehilangan saja, tetapi juga tentang saling menggenggam di kala kelam. Semua itu akan terkurung bersama kita di dalam melodi kenangan. Sosokmu bagai setitik cahaya di tengah gelap mendekap, terangkan hatiku di tengah kesunyian.Â
Dirimu bagaikan rembulan di antara ribuan bintang yang terus cemerlang. Sinarmu membuatku terpaku hingga tak menyadari bahwa juga ada bintang yang sama-sama memancarkan sinarnya untuk sang pujaan. Pikiranku terus melayang seperti angin malam yang terus terbang.Â
Apa pun tentangmu, aku terbayang. Apa pun tentangmu, aku rindu. Apa pun tentangmu aku terikat. Miliaran kata bahkan tak mampu menggambarkan sosok dirimu. Matamu selalu bisa membuatku terpaku, sinarnya membuatku terdiam kelu. Suaramu seakan mengikutiku ke mana aku melangkah. Kau seperti "Hantu Pujaan Hati" bagiku.Â
Rembulan lah yang menjadi saksi bisu aku merindumu, rindu denganmu, menaruh rindu pada dirimu. Ketika aku rindu, rembulan datang menyambut surat kerinduan untuk dirimu. Rembulan rindu padamu. Rembulan kasih untukmu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H