Seorang mahasiswa yang sempat menggemparkan kota Sukabumi, yakni Sinsin Nurhaliza, mahasiswa semester 3 di Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Keberhasilannya meraih prestasi di bidang literasi, atau membaca buku, dengan membawa nama Sukabumi ini berhasil mendapatkan peringkat ke-2.
Hal ini yang membuat nama Sinsin Nurhaliza menjadi topik utama di Sukabumi. Bagaimana tidak, ia telah membawa nama kota Sukabumi menjadi harum dan mengenalkan bahwa anak remaja di Sukabumi juga menyukai literasi.
Peran Sinsin Nurhaliza sebagai Mahasiswa Dalam Literasi Terhadap Generasi Gen-Z
Sinsin Nurhaliza, sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Program Studi Pendidikan Sastra dan Bahasa
Indonesia, ini menginspirasi dan mendorong minat baca dalam suatu komunitas literasi di Sukabumi. Sinsin dapat menjadi contoh teladan bagi remaja Sukabumi dengan aktif mempromosikan dan berkontribusi dalam kegiatan membaca dan literasi melalui kegiatan seperti membacakan cerita, diskusi buku, dan workshop menulis. ]
Tak hanya itu, ia pun mengedukasi tentang pentingnya literasi melalui seminar, talkshow, atau kampanye literasi. Sinsin dapat menyampaikan informasi tentang pentingnya literasi dalam pembangunan pribadi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.
Menjadi penyambung komunikasi, Sinsin dapat menjadi penghubung antara remaja Sukabumi dengan berbagai sumber literasi, baik itu penulis lokal, penerbit, atau komunitas-komunitas literasi lainnya. Dengan peran-peran tersebut, Sinsin Nurhaliza dapat memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan literasi remaja di Sukabumi dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih literat di masyarakat.Â
Tak hanya literasi, Sinsin pun kerap aktif dalam bidang-bidang akademis lainnya. Ia mendapatkan prestasi dalam LCC Pengetahuan Umum dan Sejarah tingkat daerah serta menjuarai peringkat pertama Putri Sukabumi. Serta aktif menjadi mahasiswa yang berprestasi di UMMI.
Tantangan Bagi Sinsin Nurhaliza Terhadap Remaja Gen-Z Terkait Kesadaran Literasi
Sebagai duta literasi di Sukabumi, banyak sekali tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh Sinsin Nurhaliza. Salah satunya adalah minimnya akses literasi. Sukabumi mungkin memiliki daerah yang sulit dijangkau dengan akses terhadap literatur dan sumber daya literasi yang terbatas. Tantangan ini dapat membuatnya kesulitan dalam menjangkau dan membantu komunitas yang membutuhkan. Selain itu, pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih kurang aware juga merupakan tantangan.
Sinsin juga menghadapi kesulitan dalam mengubah pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya literasi. Banyak orang mungkin belum memahami manfaat literasi dan betapa pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mengira literasi itu membosankan, padahal semakin majunya teknologi, literasi pun menjadi sangat menyenangkan. Tantangan teknologi yang masih berkecimpung di zona nyaman dengan mementingkan games dan scrolling sosial media juga menjadi PR.
Sementara teknologi dapat menjadi alat yang berguna untuk memperluas akses terhadap literatur, masih banyak masyarakat, terutama generasi Gen-Z, yang kurang melek terhadap pentingnya membaca. Namun, dengan kesabaran, ketekunan, dan kreativitas, Sinsin dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan menjadi duta literasi yang efektif di Sukabumi. Dan ia akan terus berusaha dalam memaksimalkan literasi untuk generasi Gen-Z khusus nya di
Sukabumi.