Mohon tunggu...
Raisha Saubil Alvira
Raisha Saubil Alvira Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Psikologi Universitas Andalas

Halo nama aku raisha, keseharian aku sebagai mahasiswi psikologi tingkat akhir

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Kesepian pada Kesehatan Mental Lansia: Bagaimana Masyarakat Dapat Berperan?

25 Juni 2024   18:14 Diperbarui: 25 Juni 2024   18:17 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, jumlah lansia di Indonesia naik drastis. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, persentase penduduk lansia di Indonesia mencapai 11,75%. Angka ini naik 1,27% dari tahun sebelumnya yang cuma 10,48%. Dengan populasi lansia yang terus bertambah, kita perlu lebih memperhatikan kesehatan mental mereka. Banyak lansia merasa kesepian dan ini bisa berdampak besar pada kesehatan mental mereka. Kesehatan mental lansia penting banget buat dibahas karena mereka sering menghadapi berbagai tantangan emosional, seperti kesepian, kehilangan orang terdekat, dan penurunan kemampuan fisik. Semua ini bisa bikin mereka merasa terisolasi dan stres. Masalah kesehatan mental ini bukan cuma bikin mereka sedih, tapi juga bisa memperburuk kondisi fisik mereka, bikin penyakit makin parah, dan bahkan memperpendek usia. Dengan jumlah lansia yang terus naik, kita harus lebih peduli sama kesehatan mental mereka supaya mereka bisa menikmati masa tua dengan bahagia dan tenang. Jadi, yuk kita bahas dan cari cara bareng-bareng buat mendukung mereka!

Kesepian adalah keadaan di mana ada kekurangan atau kurang eratnya hubungan yang kita harapkan (Kristlyna E, 2020). Jadi, kesepian bukan cuma tentang nggak ada orang di sekitar kita, tapi lebih kepada perasaan bahwa hubungan yang ada nggak memenuhi harapan atau kebutuhan emosional kita. Artinya, kita bisa merasa kesepian meski lagi di tengah keramaian atau dikelilingi keluarga dan teman. Prevalensi kesepian pada lansia di Indonesia sebesar 64,0% berdasarkan hasil studi pada populasi lansia yang tinggal di komunitas di Indonesia (Susanty, Sri, et al., 2022). Studi ini menunjukkan bahwa kesepian merupakan masalah serius di kalangan lansia di Indonesia, dan menyarankan agar perhatian segera diberikan oleh para profesional kesehatan dan pekerja sosial untuk mengatasi masalah ini.

Kesepian pada lansia dianggap sebagai masalah yang unik karena dapat berdampak pada gangguan kesehatan fisik dan mental yang kompleks (Rahmi, 2015). Menurut Hindriyastuti,dkk (2022), dampaknya meliputi depresi, gangguan tidur, stres, hasrat untuk bunuh diri, serta penurunan sistem kekebalan tubuh. Kesepian erat kaitannya dengan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan penurunan kognitif. Penelitian Dziedzic, dkk (2021), kesepian pada lansia dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka dengan meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bahkan meningkatkan risiko kematian karena berbagai penyakit kronis. Dengan demikian, kesepian tidak hanya membuat lansia merasa terisolasi secara emosional, tetapi juga meningkatkan risiko mereka terhadap masalah kesehatan mental yang serius.

Kita semua punya tanggung jawab bersama untuk mendukung para lansia di sekitar kita. Gak cuma soal fisik, tapi juga mental. Kesepian dan isolasi sosial bisa bikin mereka merasa terabaikan. Ada tiga tema yang diidentifikasi sebagai tema yang paling bermanfaat untuk mengatasi kesepian dalam komunitas lasia tertentu, yaitu otonomi, hubungan sosial baru, dan rasa memiliki (Noone dkk, 2022). Intervensi ini dilakukan berdasarkan tiga pertimbangan utama: apa yang kurang dari komunitas tersebut, bagaimana komunitas tersebut mengalami kesepian, atau kombinasi keduanya. Sebagai contoh, di sebuah komunitas di Jepang, program "Kafe Lansia" berhasil mengurangi kesepian dengan mengadakan pertemuan rutin di mana lansia dapat berinteraksi, berbagi cerita, dan mengikuti kegiatan bersama. Program ini tidak hanya membantu mereka membentuk hubungan sosial baru, tetapi juga memberikan mereka rasa memiliki terhadap komunitas tersebut. Lansia merasa dihargai dan dianggap sebagai bagian penting dari masyarakat. Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa dengan memberikan otonomi kepada lansia, menciptakan peluang untuk hubungan sosial baru, dan memperkuat rasa memiliki, kita bisa secara efektif mengurangi kesepian dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Jadi, yuk kita mulai lebih banyak inisiatif seperti ini di lingkungan kita!

Kesepian pada lansia memiliki dampak serius terhadap kesehatan mental dan fisik mereka, termasuk risiko depresi, gangguan tidur, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, peran masyarakat sangat penting dalam mengatasi kesepian ini. Kita semua perlu lebih peduli dan aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung lansia, seperti melalui inisiatif yang memperkuat hubungan sosial dan memberikan mereka rasa memiliki. Dengan upaya kolektif ini, kita dapat berharap masa depan yang lebih baik bagi kesehatan mental lansia, memastikan mereka dapat menikmati masa tua dengan bahagia dan bermartabat. Mari bersama-sama wujudkan perhatian ini demi kesejahteraan mereka.

Referensi:

Badan Pusat Statistik. (2023). Persentase Penduduk Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia . Diakses 21 Juni 2024 dari https://dataindonesia.id/varia/detail/data-persentase-penduduk-lanjut-usia-di-indonesia-pada-2023

Dziedzic, B., Idzik, A., Kobos, E., Sienkiewicz, Z., Kryczka, T., Fidecki, W., & Wysokiski, M. (2021). Loneliness and mental health among the elderly in Poland during the COVID-19 pandemic. BMC public health, 21, 1-12.

Hindriyastuti, S., & Safitri, F. (2022). Hubungan Kesepian dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Posyandu Lansia Desa Geritan Kecamatan Pati. Jurnal Profesi Keperawatan (JPK), 9(2), 110-126.

Kristlyna E, S. J. (2020). Perbedaan Intensitas Loneliness pada Mahasiswa Indonesia yang Melanjutkan Studi di Luar Negeri Ditinjau dari Tipe Kepribadian. Jurnal Experentia. 2020;8(2):104--11.

Noone, C., & Yang, K. (2022). Communitybased responses to loneliness in older people: A systematic review of qualitative studies. Health & Social Care in the Community, 30(4), e859-e873.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun