Kembangarum, Semarang (7/8) - Stunting di negara Indonesia terus meningkat selama beberapa tahun belakangan di Indonesia. Berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun 2021 angka kasus stunting di Indonesia mencapai 24,4%.Â
Artinya, setiap 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting. Kekurangan gizi dapat terjadi sejak bayi masih berada dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, namun hal tersebut akan terlihat ketika anak menginjak usia 2 tahun. Upaya pencegahan stunting dilakukan selama 1000 hari pertama kehidupan dimulai atau biasa dikenal dengan nama golden period.
Dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting yang dilakukan pada Rabu (11/5/2022) Wakil Presiden Indonesia, K. H. Ma'ruf Amin, menyebutkan bahwa "Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024 sehingga kita harus berusaha menurunkan prevalensi sebesar 10,4% selama 2,5 tahun ke depan." Â
Mahasiswa peserta KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2022, Raisha Khairuliza, memberikan edukasi kepada para ibu PKK RW 01 Kelurahan Kembangarum mengenai pola asuh positif dengan harapan dapat mencegah terjadinya stunting pada anak. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (7/8) dengan mengadakan acara edukasi mengenai pencegahan stunting di Balai RW 01 Kembangarum dan menyampaikan edukasi ini dengan media leaflet kreatif di sela-sela acara tersebut.
Pola asuh dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan stunting pada anak. Mahasiswa menjelaskan bahwa pentingnya pola asuh yang positif orang tua kepada akan akan berpengaruh dengan pemberian gizi anak. Edukasi yang diberikan merupakan penjelasan mengenai stunting, pola asuh yang tepat untuk diterapkan pada anak, dan toxic parenting atau pola asuh yang salah. Dari hasil diskusi dengan masyarakat mengenai pemahaman stunting di RW 01, kesadaran yang dimiliki masyarakat akan stunting sudah cukup baik. Namun hal tersebut belum sepenuhnya didukung akan pemahaman mengenai pentingnya pencegahan terjadinya stunting -pada anak.
Pemberian edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat di RW 01, terutama orang tua mengenai pola asuh positif demi mencegah terjadinya stunting pada anak. Selain ini, leaflet yang diberikan sebagai media kreatif dapat menjadi sumber informasi jangka panjang yang meningkatkan pemahaman akan pentingnya pencegahan stunting.
Penulis: Raisha Khairuliza, Mahasiswa S1 Psikologi, Peserta KKN Tim II Universitas Diponegoro 2022.
Dosen Pembimbing: Dr. Noer Abyor Handayani, S.T., M.T.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H