Mohon tunggu...
Raisa Zahira
Raisa Zahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | S1 AKUNTANSI | NIM 43223010052

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Mempimpin Diri Sendiri

28 November 2024   20:05 Diperbarui: 28 November 2024   20:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senang itu disebabkan karena keinginan tercapai, dan keinginan yang tercapai ini mesti mulur sehingga yang dinginkan tidak mungkin tercapai, maka timbullah rasa susah.

Kesusahan itu disebabkan karena keinginan tidak tercapai, padahal keinginan yang tidak tercapai ini mesti mungkret sehingga apa yang dinginkan itu mungkin tercapai, maka akan tercapailah keinginan itu dan rasa senang timbul, jadi keinginan itu bila mungkret akan mencapai apa yang dinginkan maka timbullah rasa senang, dan keinginan itu mulur. Mulur ini berlangsung sehingga tidak tercapai apa yang dinginkan maka timbul rasa susah dan keinginan itu mungkret.

Mungkret, tercapai, senang, mulur lagi. Mulur, tidak tercapai, susah, mungkret lagi.

Rasa Sama

Semua manusia di dunia ini memiliki 'rasa sama' yang sama saja, yakni pasti sebentar senang, sebentar susah, sebentar senang, sebentar susah. Mau orang itu orang kaya, orang miskin, raja, kuli, wali, bajingan, semuanya memiliki rasa hidup yang sama, ialah sebentar senang lalu sebentar susah. Rasa hidup yang kita alami mungkin tidak jauh berbeda satu sama lain, yaitu senang dan susah (rasanya senang-susah, lama-cepatnya, berat-ringannya). Sedanglan yang berbeda adalah hal-hal yang kita anggap menyenangkan atau menyusahkan, apa yang dianggap berharga, penting, atau diinginkan oleh setiap individu. Misalnya, bagi seorang kaya, kekayaan bisa menjadi sumber kebahagiaan, sedangkan bagi orang miskin, mungkin justru kekurangan harta yang menjadi penderitaan.

Apabila mengerti bahwa rasa orang di dunia sama saja, yakni sebentar senang, sebentar susah, bebaslah kita dari penderitaan neraka iri hati dan kesombongan. Iri hati dan kesombongan adalah dua perasaan yang sering muncul karena perbandingan dengan orang lain. Seseorang yang merasa lebih tinggi atau lebih baik daripada orang lain mungkin jatuh dalam kesombongan, sementara yang merasa kurang beruntung atau tidak sebanding bisa terperangkap dalam rasa iri. Ajaran ini mengajarkan untuk melepaskan perasaan iri dan sombong dengan menyadari bahwa semua orang merasakan pasang surut kehidupan yang serupa. Tidak ada kehidupan yang sempurna tanpa kesulitan, dan tidak ada kebahagiaan yang bertahan selamanya. Dengan menyadari hal ini, kita bisa lebih bijaksana dan tidak terjebak dalam perasaan negatif yang timbul akibat membandingkan diri dengan orang lain.

Maka dari itu, semua manusia memiliki 'rasa sama' yang sama sesuai dengan enam "SA" menurut Ki Ageng Suryomentaram. Bahwa apabila orang mengerti bahwa semua rasa orang di dunia ini sama maka teranglah pandangannya, bebaslah ia dari penderitaan neraka iri hati-sombong yang kemudia bisa masuk surga ketentrman. Artinya, dalam segala hal bertindak seenalnya, sebutuhnya, seperlunya, secukupnya, semestinya, dan sebenar-benarnya, yaitu pasti sebentar senang, sebentar susah.

Neraka Dunia

Dengan bekal memahami mulur-mungkret dan senang-susah, kita bisa terhindar dari neraka dunia.

Nerakanya dunia yang pertama adalah Meri (iri) lan pambegan (sombong). Iri adalah tanda level kita lebih rendah dibandingkan dengan orang yang kita irikan. Begitu kita merasa meri, tiap hari akan seperti neraka, tiap hari kita akan memikirkan bagaimana bisa menyamai semat, drajat, dan kramat kita bisa naik dan menandingi orang yang kita irikan.

Neraka dunia kedua adalah pambegan, sombong (merasa tinggi). Merasa menang terhadap orang lain. Orang yang sombong juga neraka bagi dirinya sendiri. Merasa lebih baik, merasa lebih utama, dibandingkan dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun