Dalam Kawruh Jiwa, seseorang diajarkan untuk hidup seimbang melalui prinsip sa-cukupe (secukupnya) dan sa-mesthine (semestinya). Hal ini membantu pemimpin memanfaatkan sifat-sifat bawaan mereka secara proporsional, tidak berlebihan, dan sesuai dengan kebutuhan situasi.
Contoh: Pemimpin dengan sifat keberanian dapat menyesuaikan keberaniannya agar tetap sesuai dengan kondisi dan tanggung jawabnya.
d. Kejujuran dan Integritas.Â
Kawruh Jiwa dan Trait Theories sama-sama menempatkan kejujuran sebagai sifat utama dalam kepemimpinan. Melalui prinsip sa-benere (sebenarnya), Kawruh Jiwa mengajarkan pentingnya bertindak sesuai dengan kebenaran, yang menjadi landasan kepemimpinan yang dapat dipercaya.
Contoh: Pemimpin yang bertindak berdasarkan prinsip kebenaran akan mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari timnya.
e. Transformasi Kepemimpinan Melalui Pengolahan Jiwa.
Jika Trait Theories cenderung memandang sifat sebagai sesuatu yang tetap, Kawruh Jiwa menawarkan pendekatan dinamis, di mana individu dapat mengenali sifat-sifat yang mereka miliki, mengolahnya, dan menggunakannya untuk menjadi pemimpin yang lebih efektif.Â
Contoh: Seseorang yang kurang percaya diri dapat mengembangkan rasa percaya diri melalui kesadaran diri dan praktik bertahap.
Trait Theories of Leadership dan Kawruh Jiwa saling melengkapi dalam konteks kepemimpinan. Trait Theories menekankan pentingnya sifat-sifat tertentu dalam kepemimpinan, sementara Kawruh Jiwa menyediakan pendekatan praktis untuk mengenali, mengelola, dan memanfaatkan sifat-sifat tersebut secara bijaksana. Melalui pemahaman Kawruh Jiwa, pemimpin dapat mengembangkan kesadaran diri yang mendalam dan memastikan bahwa sifat-sifat bawaan mereka digunakan untuk kebaikan, keseimbangan, dan keberhasilan dalam memimpin.
Â
Pangawikan PribadiÂ