Memiliki arti bersikap, berbicara, dan bertindak sesuai dengan kebenaran yang ada, tanpa manipulasi atau kebohongan/kepalsuan. Mengajarkan kejujuran, integritas, dan keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan.
Contoh: Menyampaikan laporan yang jujur di tempat kerja, tanpa merekayasa data untuk keuntungan pribadi.
- Sa-mesthine (semestinya)
Memiliki arti menjalankan peran, tanggung jawab, dan tindakan sesuai dengan aturan, moral, norma, atau kodrat yang berlaku. Mengajarkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab, tanpa melampaui batas atau mengambil hak orang lain.
Contoh: Memimpin organisasi dengan adil sesuai mandat yang diberikan, tanpa menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan Mengikuti aturan lalu lintas saat berkendara, tidak melanggar hak orang lain.
- Sak-penake (seenaknya)
Memiliki arti memberikan ruang bagi diri sendiri untuk menikmati hidup dengan cara yang tidak memberatkan atau melanggar batas. Mengajarkan pentingnya keseimbangan antara tanggung jawab dan waktu untuk diri sendiri agar hidup tidak menjadi beban.
Contoh: Mengambil waktu istirahat setelah bekerja keras tanpa merasa bersalah dan Tidak terlalu memaksakan diri untuk diterima oleh orang lain, cukup menjadi diri sendiri dengan sikap yang santai dan nyaman.
Kawruh Jiwa
Kawruh Jiwa adalah konsep inti dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram yang berfokus pada pengenalan dan pengelolaan diri melalui pemahaman batin (jiwa). Istilah ini secara harfiah berarti ilmu tentang jiwa dan berupaya membantu individu mencapai ketenangan batin, kebahagiaan sejati, dan harmoni dalam kehidupan melalui pemahaman mendalam tentang diri sendiri (ngelmu kasunyatan).
Kawruh Jiwa merupakan rangkuman pengetahuan yang lahir dari pengalaman hidup Ki Ageng Suryomentaram, uraian mendalam tentang hakikat jiwa dan rasa manusia. Ki Ageng Suryomentaram meneliti selama empat puluh tahun lebih tentang kedalaman rasa, hingga melahirkan pengetahuan yang jernih untuk memahami manusia apa adanya, menuntun sesamanya agar sanggup memahami rasa dalam dirinya sendiri dan orang lain tanpa balutan citra, yang ikhlas berdamai dengan segala hal tanpa penghakiman, yang mengerti hakikat pengabdian kepada Gusti Yang Mahasuci.
Ki Ageng Suryomentaram, mengatakan bahwa Kawruh jiwa adalah ilmu tentang "rasa" (raos) atau kawruh raos. Belajar Kawruh jiwa adalah belajar mengenai jiwa dengan segala wataknya (meruhi jiwa lan sawateg-wategipun). Belajar Kawruh jiwa, diharapkan seseorang dapat hidup jujur, tulus, percaya diri (tatag), tentrem, tenang, penuh kasih sayang, mampu hidup berdampingan secara baik dengan sesamanya dan alam lingkungannya, serta penuh rasa damai. Keadaan tersebut mengantarkan seseorang kepada kehidupan yang sejati, tidak tergantung pada tempat, waktu, dan keadaan. (Mboten gumantung papan, wekdal, lan kawontenan). Inti pelajaran Kawruh jiwa adalah belajar memahami diri sendiri (meruhi awakipun piyambak) secara tepat, benar, dan jujur, sebagai bekal untuk mampu memahami atau mengerti orang lain serta alam lingkungannya. Kawruh jiwa, salah satu sarana penting agar seseorang dapat hidup berdampingan secara damai dan bahagia dengan sesamanya.