Mohon tunggu...
Raisa Shakila
Raisa Shakila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa IPB University dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi dan Manusia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Keluarga Pada Keluarga dengan Anak Balita

23 April 2024   00:45 Diperbarui: 23 April 2024   00:55 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keluarga dengan Anak Balita https://images.app.goo.gl/c4vPsEZ6WA3Hwc3z5

Karya tulisan populer ini disusun oleh empat mahasiswa Jurusan Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), IPB University di bawah bimbingan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), yang dibimbing oleh Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, M.FSA, dan Dr. Irni Rahmayani Johan sebagai dosen pengajar kami. Tulisan ini berdasarkan hasil wawancara untuk mata kuliah Manajemen Sumberdaya Manusia dan Keluarga (MSDK) terhadap lima narasumber yang memiliki anak pertama usia balita.


Keluarga termasuk dalam kelompok terkecil dalam struktur masyarakat yang memiliki peran penting, terutama pada keluarga yang sedang mengasuh dan membesarkan anak balita. Keluarga dengan balita akan menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak, mengatur sumberdaya manusia di dalam keluarga tersebut. 

Manajemen sumberdaya manusia merupakan hal yang sangat penting untuk membangun kesejahteraan keluarga seperti perencanaan keuangan dan pembagian peran dalam keluarga. Tentunya ada tantangan tersendiri bagi keluarga dengan anak pertama usia balita yang berbeda dari fase lain. 

Dengan analisis wawancara dapat diketahui bagaimana responden dapat memanajemen sumberdaya yang dimilikinya untuk kesejahteraan.Salah satu penekanan yang kami lakukan dari wawancara manajemen sumberdaya manusia merupakan pengetahuan tentang tabungan. 

Dalam  hasil survei, mayoritas responden menunjukkan pemahaman yang baik mengenai konsep tabungan, 3 dari 5 orang telah menetapkan tujuan keuangan dengan spesifik dan efektif dalam kehidupan secara baik dan tertata. Konsep tabungan yang dimaksudkan adalah sebagian dari pendapatan akan dialihkan menjadi tabungan, menetapkan tujuan keuangan secara spesifik seperti kebutuhan sehari-hari, pembelian aset, pembayaran asuransi, dan biaya pendidikan. 

Dengan tujuan keuangan yang dibuat dan memiliki keunikan sendiri dalam tiap keluarga menunjukkan keefektifan dalam kestabilan keuangan keluarga, ada yang menggunakan prinsip "yang penting cukup untuk hari ini" "biarkan saja keuangan ini mengalir seperti air tanpa ada pos khusus" atau "adanya tujuan keuangan dengan pos keuangan khusus sebagai rutinitas".


Dalam konteks pembagian tanggung jawab di antara anggota keluarga, hasil menunjukkan 2 dari 5 responden siap dalam merencanakan pembagian tanggung jawab. Realita yang dialami oleh Ibu F dalam pembagian tanggung jawab dan peran dalam keluarga cukup baik. Mereka tidak lagi mengandalkan pekerjaan domestik atau pekerjaan rumah hanya berdasarkan gendernya saja, yakni mayoritas perempuan (istri/ibu). 

Dalam kasus dual earner family yang ada dalam hasil wawancara kami menunjukkan bahwa adanya perbedaan realita dengan stigma yang beredar pada masyarakat bahwa seorang suami ternyata mampu untuk mengerjakan pekerjaan publik dan pekerjaan domestik secara bersamaan dan membagi peran bersama istrinya dengan baik, sehingga meminimalisir kesalahpahaman yang mengakibatkan perpecah belahan dalam keluarga.


Temuan dari hasil survei dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pemahaman, efektivitas perencanaan keuangan, dan kesiapan dalam pembagian tanggung jawab serta peran. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman mengenai tujuan keuangan yang spesifik, memperbaiki efektivitas perencanaan keuangan, dan memperkuat kesiapan dalam pembagian tanggung jawab di antara anggota keluarga untuk mencapai manajemen dan kesejahteraan yang baik terutama pada keluarga dengan anak usia balita.

Menurut ahli, kesejahteraan keluarga bukan sekadar tentang kecukupan materi, tapi juga mencakup harmoni dan pemenuhan kebutuhan jasmani serta sosial bagi semua anggota keluarga. Tentunya, tingkat kesejahteraan setiap keluarga dapat berbeda-beda, hal ini dibuktikan dalam hasil wawancara yang kami lakukan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun