Minat baca merupakan hal yang paling dasar yang harus dimiliki seseorang. Sebelum sampai pada kemampuan membaca, seseorang harus memiliki minat membaca. Minat ini akan menjadi dasar keberhasilan aktivitas membaca (Taylor, 2020;Georgiou, Inoue dan Parrila,2021).Â
Jika seseorang tidak mempunyai minat yang besar untuk membaca, maka apapun bahan bacaan yang ia baca akan sia-sia. Hal ini karena ia membaca tidak atas ketertarikannya sendiri atau aktivitas yang ia sukai. Begitupun sebaliknya jika aktivitas membaca atas dasar keinginannya sendiri, maka besar kemungkinan ia akan mengalami aktivitas baca yang efektif.
Namun, dengan adanya pandemic covid-19 minat baca siswa Indonesia makin digempur dengan keterbatasan-keterbatasan yang muncul. Keterbatasan tersebut berdampak langsung terhadap perubahan perilaku siswa di Indonesia terhadap aktivitas membaca.Â
Seperti, sekolah tidak melakukan tatap muka langsung, sehingga aktivitas baca siswa tidak bisa langsung terkontrol oleh guru. Perpustakaan pun tidak membuka layanan perpustakaan. Dengan adanya keterbatasan tersebut, pelaksanaan literasi minat baca menjadi terkendala. (Qibtiyah,2021)
Setelah pandemic covid-19 ini mereda, sekolah-sekolah mulai melaksanakan pembelajaran secara luring. Guru menyadari bahwa pembelajaran secara daring berdampak pada semangat belajar siswa.Â
Pada saat memulai pembelajaran secara luring, tidak sedikit siswa yang merasa malas untuk belajar kembali di kelas. Karena siswa tersebut sudah terbiasa belajar dirumah dengan santai yang hanya menggunakan gawai untuk mengakses rangkuman-rangkuman materi pembelajaran yang sudah tersedia.Â
Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan gawai untuk pembelajaran harus mendapat kontrol penuh dari orang tua. Namun, banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga siswa belajar secara mandiri tanpa bimbingan.
Sama halnya yang terjadi pada siswa-siswa SDN Saluyu, kebanyakan siswa yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua menyebabkan para siswa kurang dalam mengikuti pembelajaran selama di rumah.Â
Setelah melakukan pembelajaran tatap muka, semangat belajar para siswa yang menurun dan minat baca yang sangat kurang membuat guru-guru SDN Saluyu berpikir keras untuk membuat pembelajaran menjadi lebih kreatif dan mengembalikan semangat siswa sebelum pandemic ada.
Dengan adanya saya bersama teman-teman mahasiswa dari berbagai universitas yang sedang mengikuti program kampus mengajar angkatan 3 dan ditempatkan di SDN Saluyu, Sindangsari, Majalaya, kami bisa membantu para guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.