Hasil riset mengemukakan bahwa pola pikir berdagang saat ini adalah digital, maka seluruh konsep konvensional harus secara perlahan dirubah kepada konsep kekinian (Aprilya, 2017; Alriani, 2014). r. Peran teknologi telah menjadi candu bagi perubahan sikap dan perilaku konsumsi (Rohimah, 2019; Alriani, 2014; Kusniadji, 2018). Dunia periklanan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa dekade terakhir karena kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin luas. Di Indonesia, peran digital marketing terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda, yang secara aktif menggunakan platform digital untuk mengevaluasi produk dan layanan sebelum membuat keputusan pembelian (Amelia & Saftiana, 2020). Apalagi Di era digital saat ini, tren periklanan mengalami pergeseran besar, dengan influencer dan media sosial menjadi komponen penting dalam strategi pemasaran. Menurut Kasali (2007), Media sosial, juga dikenal sebagai jejaring sosial, adalah platform pemasaran yang berkembang paling cepat di seluruh dunia (Coremetrics, 2010). iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh Masyarakat..Di sisi lain, iklan televisi, yang dulunya merupakan alat periklanan utama, sekarang menghadapi tantangan baru saat bersaing dengan perkembangan digital.Menurut Etika Pariwara Indonesia (EPI), etika periklanan meliputi serangkaian aturan normatif yang mengatur praktik dan bisnis periklanan. Menurut Etika Pariwara Indonesia (EPI), etika periklanan meliputi serangkaian aturan normatif yang mengatur praktik dan bisnis periklanan. Dalam era digital yang terus berkembang, peran komunikasi dalam dunia periklanan dan promosi menjadi semakin krusial. Perubahan cepat dalam teknologi telah mengubah cara konsumen berinteraksi dengan informasi, merek, dan produk. Pemasaran melalui influencer adalah fenomena baru dalam dunia periklanan yang muncul seiring dengan berkembangnya platform media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter. Menurut Shimp dalam Natalia dan Rumambi (2013), pendukung iklan atau bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan disebut endorser. Orang Biasa dan Orang Terkenal adalah dua jenis pendukung. Iklan bertujuan untuk memengaruhi perasaan, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra pelanggan tentang barang dan merek. Namun, menurut Peter & Olson (2014), salah satu cara kreatif untuk menyampaikan pesan adalah dengan menggunakan narasumber sebagai figur penarik perhatian dalam iklan. Konsumen akan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan oleh narasumber yang menarik. Mereka dapat menargetkan audiens dengan lebih tepat dan spesifik karena influencer sering memiliki niche tertentu, seperti kecantikan, mode, teknologi, makanan, atau kebugaran. Ryan dan Jones pada lidyawati mengatakan bahwa digital influencer adalah orang yang mempunyai pengaruh yang besar disosial media. Sebagai individu yang memiliki pengaruh signifikan di media sosial, influencer memiliki kemampuan untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pengikut mereka, yang sering kali dianggap sebagai teman atau bahkan sebagai anggota keluarga oleh para pengikutnya (Abidin, 2016.) Influencer membuat konten di media sosial dengan topik yang beragam dengan tujuan mempromosikan produk atau layanan serta meningkatkan popularitas dalam rangka mempengaruhi followersnya (Stoldtetal.,2019) Karena audiens
merasa lebih terhubung secara emosional dengan influencer yang mereka ikuti, ketika
seorang influencer merekomendasikan suatu produk, mereka percaya bahwa rekomendasi
tersebut berasal dari seseorang yang mereka percayai daripada dari perusahaan yang
mempromosikan produk secara eksplisit. Akibatnya, keterlibatan ini seringkali
menghasilkan tingkat konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan iklan tradisional.
Saat ini, endorsement adalah strategi yang paling umum digunakan untuk pemasaran
online, di mana endorsement adalah dukungan terhadap produk yang baik dan dilakukan
oleh seseorang yang memiliki pengikut yang dapat mempengaruhi seseorang secara
positif. Bisa dilihat dari 2 sudut pandang yang pertama dari sudut pandang daya Tarik dan
yang kedua sudut pandang kredibilitas (Puspanidra&Valdiani,n.d.) Periklanan melalui