Mohon tunggu...
Raisan Wilda
Raisan Wilda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa dari poltekkes yogyakarta. saya anak pertama dari 2 bersaudara. saya memiliki hobi menyanyi menari dan membeca puisi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siswi SMP Palembang Dibunuh di Kuburan Cina

5 September 2024   16:41 Diperbarui: 5 September 2024   16:47 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembunuhan siswi SMP, Ayu Andriani (13) terungkap setelah tim Jatanras Polrestabes Palembang menangkap empat orang terduga pelaku yang menghabisi korban, ternyata tidak hanya menghabisi pelaku juga memperkosa korban. Dalam kurun 2 hari polisi sudah berhasil melacak dan mengungkap kasus pembunuhan ini. Hal ini terungkap setelah Polrestabes Palembang bersama Jatanras menggelar pra rekonstruksi secara tertutup, Rabu (4/9/2024).

4 wajah yang membunuh dengan sadis dan memperkosa korban dengan ganti-gantian ternyata semua pelakunya dibawah umur dan juga teman korban. Banyak warga net bertanya-tanya apa yang membuat Wanita kecil ini sampai di bunuh dan di perkosa. Bagaimana sakitnya keluarga AA (13).

Ayu andriani (13), gadis pencual balon ini di temukan tewas di sekitar area TPU Talang Kerikil dalam kondisi masih memakai pakaian olahraga. Kepolisian akhirnya mengamankan 4 pelaku berinisial IS, NSA, MZF, ASA. Diduga salah satu pelaku adalah teman dekat korban.

IS, baru berkenalan kurang lebih dua minggu dengan AA melalui ponsel hingga menjalin hubungan asmara (pacarana). " Pada 1 September 2024, mereka sempat bertemu di acara kuda kepang dikawasan pipa reja, IS hadir Bersama pelaku lainya. Setelah menyaksikan acara tersebut kelimanya menuju lokasi kejadian yaitu dikawasan kuburan cina, " kata harryo, kamis (5/8/2024)

Di lokasi itu korban dibekap oleh para pelaku hingga tewas. Setelah tewas, korban kemudian dirudapaksa secara bergiliran oleh para pelaku. Selanjutnya para pelaku kemudian menyeret tubuh korban selama 30 menit ke tempat penemuan jenazahnya. Mereka kembali melakukan aksi keji tersebut sebelum meninggalkan korban di lokasi tersebut. "Korban sengaja dipindahkan agar tidak diketahui oleh orang lain ke TKP penemuan mayat, itu berjarak sekitar 30 menit, disana korban lagi-lagi dirudapaksa," katanya.

Korban ditemukan dengan kondisi pendarahan di hidung dan mulut berbusa, serta posisi baju yang tidak sempurna digunakan, menandakan adanya kekerasan."Visum luar menunjukkan adanya luka lebam ditubuh korban, yang menguatkan dugaan tindak pidana," tegasnya. Selain mengamankan pelaku, pihaknya juga mengamankan barang bukti berupa celana dalam korban, baju korban. "Untuk sandal korban hingga kini masih di cari yang katanya di bakar," ungkap Harryo. Atas perbuatannya, keempat tersangka akan dijerat dengan pasal-pasal terkait perlindungan anak dan pembunuhan berencana, yang membawa ancaman hukuman 15 tahun penjara atau denda maksimal 3 miliar rupiah. Selain itu juga pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan keluarga tersangka dan Dinas Sosial untuk memastikan tanggung jawab mereka, serta akan membawa para pelaku ke panti rehabilitasi Indralaya dengan waktu yang belum ditentukan.

 Warganet banyak yang geram kepada si pelaku ini. Kalau dibiyarkan takutnya membuat generasi penerus bangsa hancur, karna dari kecil sudah memiliki sikap yang tidak baik.apa yang ada difikiran mereka sampai tega berbuat sekecam ini. Apa yang salah dengan system Pendidikan dan pola asuh mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun