Mengenali diri sendiri–mulai dari karakter, keinginan, perasaan, hingga motivasi–dengan baik merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam memilih karir yang sesuai dengan diri kita. Nah, ternyata, mengenali diri sendiri tidak hanya penting dalam langkah awal memulai karir, tapi juga untuk kemajuan karir ke depannya. Kesadaran akan karakter, keinginan, perasaan, hingga motivasi diri sendiri ini disebut dengan self-awareness.
Daniel Goleman, seorang psikolog dan jurnalis The New York Times, menulis sebuah artikel di profil LinkedIn-nya mengenai self-awareness. Ia memberi contoh kasus seorang karyawan bernama Julie yang dipecat dengan karena tidak pernah bisa menerima masukan dengan baik. Setiap kali diberi masukan yang membangun, Julie selalu berubah menjadi defensif dan membalas dengan berbagai dalih.
Setelah dipecat, Julie merasa marah dan merasa alasan di balik pemecetannya adalah ekspektasi perusahaan yang terlalu tinggi. Di sinilah terlihat bahwa Julie tidak memiliki self-awareness–ia bukannya tidak mau mengakui kesalahan yang membuatnya dipecat, justru ia sama sekali tidak sadar bahwa ia memiliki kebiasaan untuk menjadi defensif dan ketidakmampuan menerima kritik.
Tips mengembangkan Self-awareness
Self-awareness merupakan komponen pertama dari empat komponen kecerdasan emosional. Tiga komponen lainnya adalah self-management, social awareness, dan relationship management. Maka dari itu, self-awareness yang baik penting sebelum seseorang bisa sukses dalam tiga komponen lainnya.
Menurut Goleman, kasus seperti kasus Julie bisa diatasi dengan dua hal. Pertama, jika kamu ingin mengembangkan self-awareness kamu,biasakan melabeli emosi kamu sendiri. Misalnya, jika kamu bertemu situasi yang membuatmu merasakan emosi negatif, cobalah berhenti sejenak dan tanyakan ke diri kamu, jenis emosi apa yang sedang kamu rasakan–apakah itu marah, malu, iri, atau takut? Melabeli jenis emosi yang dirasakan bisa membantu kamu mengatasi emosi tersebut mengontrol reaksimu dalam situasi yang sama di lain waktu.
Kedua, secara berkala mintalah masukan dari orang-orang mengenai bagaimana persepsi mereka akan dirimu. Persepsimu akan dirimu sendiri bisa saja berbeda dengan apa yang dialami oleh orang-orang di sekitar. Meminta masukan dari orang-orang mungkin akan membuat kamu merasa canggung pada awalnya, namun langkah kecil ini akan sangat membantu untuk kamu lebih mengenali dirimu sendiri.
Artikel ini sebelumnya dipublikasikan di Bukapintu.co, situs karir untuk generasi millennials Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H