Mohon tunggu...
Raisa Fitrianda
Raisa Fitrianda Mohon Tunggu... Lainnya - 201202

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sisi Kehidupan yang Tidak Terduga

9 Maret 2021   22:21 Diperbarui: 9 Maret 2021   22:49 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Setelah sukses dengan My Lecturer My Husband yang memiliki berbagai tanggapan positif kini Gitlicious kembali menghadirkan karyanya yang berjudul Dua Sisi. Sebuah novel remaja yang mengisahkan tentang  sebuah tradisi keluarga terdahulu bahwa posisi laki-laki lebih dominan dibandingkan perempuan. Perbedaan derajat laki-laki dan perempuan memang hal yang sensitif pada beberapa keluarga demi mempertahankan kehormatan keluarga. Berbeda dengan My Lecturer My Husband yang memiliki konflik mengenai perjodohan mendadak  dengan seorang dosen. Dua sisi memperlihatkan bagaimana perjuangan seorang perempuan untuk membuktikan kemampuannya dalam meneruskan bisnis keluarga dan mematahkan anggapan bahwa laki-laki yang harus selalu memimpin.

          Jabatan pemimpin direktur di sebuah perusahaan seharusnya diteruskan oleh anak laki-laki, tetapi anak yang lahir dari keluarga tersebut adalah seorang anak perempuan dan keluarganya sangat membutuhkan anak laki-laki. Gita merupakan anak yang lahir dari keluarga tersebut. Kata "sangat membutuhkan" disini merujuk pada memaksa bahwa diharuskannya kelahiran seorang anak laki-laki. Sebenarnya baik anak laki-laki atau perempuan merupakan anugerah dari Tuhan yang harus kita terima, karena garis kehidupan seseorang sudah ditentukan oleh yang Maha Kuasa. Memang anak laki-laki lebih kuat, dipercaya dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar tetapi perempuan juga memiliki posisi yang sama terutama bagi seorang ibu. Agar bisa mengambil alih dan meneruskan perusahaan Gita sangat bekerja keras agar dapat meraih posisi tersebut dan membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin yang diandalkan dan ingin membuktikan kepada keluarganya bahwa ia bisa. Gambaran tentang kerja keras Gita patut kita apresiasi dan kita teladani karena dia tidak pantang menyerah dan selalu berusaha mencapai apa yang diinginkannya.

           Sang ayah memberikan syarat kepada Gita jika ingin mengambil posisi ayahnya ia harus segera menikah .  Gita merasa bingung karena ia belum memiliki pasangan dan ia juga harus segera mengikuti syarat ayahnya agar perusahaan tidak jatuh ke pamannya yang jahat dan licik. Secara tidak sengaja Gita bertemu dengan seorang stuntman (pemeran pengganti) dari sebuah film yang di produksi oleh perusahaannya bernama Rey yang ternyata dia adalah kekasih dari musuh SMA Gita yaitu Jasmine. Mengetahui hal ini Gita memanfaatkan Rey untuk melakukan balas dendam atas peristiwa di masa lalu terhadap Jasmine dengan mengancam  dan membuat perjanjian untuk melakukan pernikahan kontrak dengan Rey agar Gita bisa mendapatkan apa yang dimimpikan selama ini. Sebuah pernikahan seharusnya menjadi peristiwa yang tidak terlupakan bagi dua insan yang bersatu dan dianggap sah di mata agama dan di mata hukum. Tetapi berpura-pura menikah merupakan perbuatan yang menyimpang dan seharusnya tidak dilakukan karena melanggar aturan. Syarat pernikahan ini terlalu berlebihan karena membuat seorang perempuan melakukan hal yang tidak wajar demi mencapai ambisinya.

           Mengangkat perbedaan derajat laki-laki dan perempuan sebagai topik utamanya merupakan konflik yang tidak biasa, hal ini juga digambarkan penulis pada cover depannya terdapat gambar perempuan sedangkan cover belakangnya terdapat gambar laki-laki yang benar-benar menggambarkan sisi perbedaan laki-laki dan perempuan, Kehidupan suami istri yang kurang cocok dibaca untuk remaja yang belum cukup umur karena menggambarkan bahwa pernikahan itu seperti main-main akibat adanya pernikahan kontrak. Selain itu adanya pertarungan antar anggota keluarga demi memperoleh kekayaan. Sikap yang digambarkan Gita sangat ambisius dan cenderung mementingkan diri sendiri, dan menggambarkan adanya balas dendam terhadap seseorang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun