Pakar sejarah Asvi Warman dalam tulisan opininya di Kompas beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa jika pemilu 2014 berlangsung aman dan damai, maka akan menjadi salah satu warisan terbaik SBY. Sang sejarahwan tentu punya catatan khusus tentang peralihan kekuasaan di Indonesia. Dalam beberapa dekade setelah kemerdekaan peralihan kekuasaan di Indonesia selalu diwarna “ribut-ribut” baik ribut sungguhan dalam bentuk kekerasan maupun ribut lainnya. Saat inilah peluang besar SBY menjadi pemimpin pertama yang menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan dengan cara elegan, aman dan damai.
Kita semua tentu berharap bahwa mulai saat ini sampai seterusnya proses pergantian kepemimpinan berjalan damai. Rakyat lebih suka kedamaian dibanding ribut-ribut. Selama ini, elit suka sekali dengan keributan antar mereka sendiri dan mengabaikan harapan rakyat. Ketika rakyat tenang-tenang saja, elit justru ribut dan memancing emosi rakyat. Sayang sekali ya, jika perilaku elit masih dipelihara seperti itu. Padahal, rakyat kita makin dewasa. Sekarang tidak mudah memancing emosi rakyat.
Perhelatan pemilu 2014 termasuk pemilu presiden sudah berlangsung. Sejauh ini aman-aman saja. Sampai pengumuman pemenang pemilu presiden 22 Juli lalu, kondisi keamanan masih terjaga. Masyarakat tenang-tenang saja. Nyaris tidak ada letupan emosi berarti. Kecuali letupan emosi di media sosial yang dilontarkan sejumlah pendukung capres yang kalah, dan letupan penolakan hasil pemilu dari capres yang kalah. Siapapun yang kalah biasanya menuduh pihak lain yang berbuat curang. Sedangkan yang menang, meskipun menuduh yang lain juga berbuat curang, tapi tidak melanjutkan ribut-ributnya karena sudah jadi pemenang. Begitulah. Kedewasaan politik ternyata baru ada di tataran masyarakat, di akar rumput. Sedangkan di tataran elit, mereka belum dewasa. Aneh ya.
Syukurlah kita masih punya presiden pak Beye, yang dalam pemilu kali ini bersikap amat dewasa. Pak Beye berjuang keras menjadikan pemilu 2014 sukses, berjalan aman dan damai. Berbagai upaya dilakukannya untuk menjaga proses demokrasi berjalan baik. Pak Beye mempertaruhkan banyak hal demi kesuksesan pemilu, termasuk mengorbankan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Pak Beye kan ketua umum partai politik. Namun dalam pemilu kali ini, pak Beye cenderung melupakan kepentingannya sebagai ketum parpol. Pak Beye lebih giat menjaga proses demokrasi dengan segala kekuatannya. Dan sejauh ini berhasil. Pemilu aman, damai dan rakyat juga tenteram. Dampak dari pemilu yang aman sungguh luar biasa, karena stabilitas politik dan keamanan terjaga, sehingga perekonomian masyarakat berjalan normal. Itu sangat penting.
Pemilu 2014 yang aman dan damai juga akan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang cinta damai, dan bangsa yang mampu berdemokrasi dengan baik. Tidak kalah dibanding embah-embahnya demokrasi di negara-negara barat khususnya Amerika Serikat. Tidak salah jika sejumlah pakar dan pengamat menyebutkan bahwa keberhasilan pemilu 2014 termasuk peralihan kekuasaannya, yang aman dan damai, menjadi salah satu warisan terbaik dari pemerintahan pak Beye.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H