Setelah makan siang atau ishoma yang diikuti oleh mini games, kegiatan selanjutnya yangjuga menjadi penutup dalam paket ekowisata ini adalah mini showcase atau pameran kecilyang di dalamnya menampilkan beberapa display produk olahan kuliner lokal, display ikanhias dan display tanaman hias hasil budidaya masyarakat lokal yang tidak hanya dapatdilihat saja namun juga dapat dibeli sebagai oleh-oleh khas Putat Nutug.
Beberapatanaman hias yang berhasil dibudidayakan oleh masyarakat lokal diantaranya adalahAlocasia Jacklyn, Alocasia M. Var, Ant. Radicans, Ant. Tarantula, Ph. Florida Ghost, Ph. BurlemaxVar, Piper Crocatum.
Sedangkan untuk ikan hias yang paling banyak dibudidaya oleh masyarakat lokal adalah ikan koi, ikan mas koki, ikan nila silver, ikan cupang, ikan guppydan neon tetra.
Karena asli hasil budidaya oleh masyarakat lokal maka harga yang ditawarkan tentunya akan jauh lebih rendah dibandingkan harga pasaran di agen ikan hias sehingga dapat menguntungkan bagi wisatawan dan tentunya bagi pendapatan masyarakat lokal itu sendiri. Hal ini tentunya juga sejalan dengan visi Desa Putat Nutug yaitu terwujudnya Desa Good Governance (Amanah, Religi, Demokrasi, Akuntabil) untuk mencapai masyarakat yang sehat, cerdas dan sejahtera seperti yang tertulis di laman putatnutug-ciseeng.desa.id.
Selain dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat lokal, dampak lingkungan juga ikut terjaga dengan adanya bantuan dari wisatawan untuk bercocok tanaman obat, edukasi tentang larangan membuang sampah sembarangan dan peminimalisiran penggunaan plastik selama kegiatan wisata berlangsung juga merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam perencanaan paket ekowisata ini pun tentunya ditemukan beberapa isu utama dalam pengembangan paket ekowisata ini, diantaranya adalah:
1. Kapasitas SDM Pariwisata yang terbatas
Hal ini memerlukan peningkatan SDM Pariwisata melalui beberapa pelatihan untuk SDM lokal Putat Nutug seperti Pelatihan Pelayanan (Hospitality). Pada program pelatihan ini SDM lokal akan dilatih bagaimana untuk grooming dan memberikan pelayanan prima kepada wisatawan sehingga wisatawan mendapat kepuasan ketika berwisata.
Selanjutnya diadakan program Pelatihan Pemandu Wisata (Tour Guide), dalam pelatihan ini SDM lokal yang akan mengisi posisi sebagai pemandu wisata akan diberikan pelatihan guiding serta cara penyampaian informasi kepada wisatawan yang sesuai dengan segmentasi wisatawan.
Lalu dibutuhkan juga program Pelatihan Presentasi (Presenting) untuk SDM lokal yang akan mendemokan pengolahan kuliner lokal kepada wisatawan sehingga materi dan penjelasannya dapat mudah dipahami oleh wisatawan.
2. Belum adanya Kelembagaan Pariwisata