Mohon tunggu...
Rais Sihombing
Rais Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi FISIP USU

seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi USU yang tertarik dengan dunia film dan hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stunting, Problematika dan Upaya Penanggulangan yang Telah Dilakukan

2 Juni 2023   09:38 Diperbarui: 2 Juni 2023   09:47 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tanoto Foundation

Penanganan gizi buruk masih menjadi permasalahan di beberapa daerah di indonesia, salah satunya di daerah Sumatera Utara. Faktor ekonomi dan lingkungan yang buruk menjadi alasan atas situasi ini. Hal tersebut mengarah ke salah satu permasalahan, yaitu stunting.

Berdasarkan laman web resmi direktorat jenderal pelayanan kesehatan, World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 mengatakan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar.

Stunting, masalah gizi kronis pada anak-anak yang terjadi akibat kekurangan nutrisi pada masa pertumbuhan, telah menjadi perhatian serius di seluruh dunia. Sayangnya, kota-kota di Indonesia, termasuk Medan, tidak luput dari masalah ini. Kota Medan, yang merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, menghadapi tantangan besar dalam memerangi stunting dan memastikan kesehatan generasi mendatang.

Dampak Buruk Stunting 

Banyak dampak buruk yang terjadi dari meningkatnya jumlah balita yang mengalami gejala stunting. Kesehatan bayi yang terkena stunting juga terancam karena stunting dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Stunting memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Dalam kondisi stunting, anak-anak mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik dan kognitif, yang dapat berdampak pada kemampuan belajar, produktivitas, dan kualitas hidup mereka di kemudian hari. 

Stunting juga berpotensi menyebabkan kerugian negara setap tahunnya berupa 2-3% dari GDP. Di Indonesia sendiri, stunting masih berada dalam jumlah yang tinggi berupa 21,6%. Walaupun telah menunjukkan penurunan dari angka 24.4% di tahun 2021, jumlah tersebut masih terlalu tinggi dan harus ditindaklanjuti dengan tepat. Sumatera Utara sendiri juga telah menunjukkan penurunan angka prevalensi stunting menjadi 21.1% pada tahun 2022.

Apa yang harus dilakukan?

Kota medan sendiri telah melakukan berbagai upaya dalam menangani permasalahan stunting, salah satunya dengan menjalankan program Bapak Asuh. Lebih lanjut walikota medan, Bobby Nasution beserta petinggi dan OPD lingkungan menjadi bapak asuh bagi 364 anak yang terkena stunting di kota Medan. harapannya dengan langkah ini, tumbuh kesadaran dan kepekaan para petinggi pemerintahan dalam menyikapi permasalahan stunting ini.

Pemerintahan Kota Medan juga memberikan makanan tambahan untuk para anak stunting bersama juga bantuan berupa program UMKM yang diharapkan agar ekonomi keluarga dengan anak stunting itu terbantu."Bahkan, kami (Pemko Medan) juga jadi market pertama bagi pelaku UMKM dengan memasukkan hasil produk mereka ke dalam E-Katalog Pemko Medan," kata Bobby.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun