Ini Bukan Puisi, hanya gema yang berdentum-dentum diruang hampa. Derunya lebih hebat dari rindu. Lebih kuat dari haru. Memaksa langkah menuju sudut tak terjamah. Ku dapati sunyi tersenyum ramah. Kami mengurai pola. Mengeja angka. Pada detik. Pada menit. Sesekali kami beradu pandang sembari mencicipi kemungkinan, ketidakpastian, dan kepingan-kepingan jejak yang tak mungkin sanggup kurangkai. Sendirian.
Jangan paksa aku jadi Pandora.
Apa kau tahu betapa sesaknya berada disana?
Ku sebut dia kawasan tanpa batasan.
Namun kau bilang aku berlebihan.
Ku katakan kepadamu, inilah pengabdian.
Maka diam-diam kala kau terlelap,
ku benamkan tanya dibenakmu
“bukankah cinta tak layak kau anggap remeh?”
Namaku Samudra.