Mohon tunggu...
Marina Novira
Marina Novira Mohon Tunggu... Pengabdi -

mencoba mencipta "bobot"....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fragmen: 13 Celoteh Basi

26 September 2014   03:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:30 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14116521581377721948

Ini Bukan Puisi, hanya gema yang berdentum-dentum diruang hampa. Derunya lebih hebat dari rindu. Lebih kuat dari haru. Memaksa langkah menuju sudut tak terjamah. Ku dapati sunyi tersenyum ramah. Kami mengurai pola. Mengeja angka. Pada detik. Pada menit. Sesekali kami beradu pandang sembari mencicipi kemungkinan, ketidakpastian, dan kepingan-kepingan jejak yang tak mungkin sanggup kurangkai. Sendirian.

Jangan paksa aku jadi Pandora.

Apa kau tahu betapa sesaknya berada disana?

Ku sebut dia kawasan tanpa batasan.

Namun kau bilang aku berlebihan.

Ku katakan kepadamu, inilah pengabdian.

Maka diam-diam kala kau terlelap,

ku benamkan tanya dibenakmu

“bukankah cinta tak layak kau anggap remeh?”

Namaku Samudra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun