Mohon tunggu...
Raihan Muhammad
Raihan Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Cerdas seperti Hatta, Berani seperti Tan Malaka, Mengayomi seperti Satpam BCA!

31 Oktober 2021   09:43 Diperbarui: 1 November 2021   13:14 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
   Sumber foto: tribunnews.com

Beberapa waktu lalu jagat dunia maya dihebohkan dengan trending topik di media sosial Twitter dengan tagar #SatpamBCA, hal tersebut dilatarbelakangi keramahan dan pengayoman yang baik dilakukan kepada nasabah, hal ini tentu berdampak positif terhadap perusahaan. Netizen membenarkan bahwa Satpam BCA memiliki keramahan dalam pengayoman kepada nasabah, ini merupakan catatan penting bahwa pelayanan yang baik akan membekas di hati pelanggan.  Hastag #SatpamBCA merupakan bentuk balasan dari tagar #PercumaLaporPolisi yang mereka nilai jika ada tindakan kriminal, kemudian lapor ke kantor polisi adalah hal yang percuma alias sia-sia.

Kepolisian Republik Indonesia memiliki citra yang sangat baik di masyarakat, banyak masyarakat yang merasa terbantu karena pengabdian Polri di lingkungan masyarakat. Kinerja baik dengan profesional, responsif, dan penuh tanggung jawab dirasa sudah dilakukan oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia, ini perlu diapresiasi dan diacungkan dua jempol.  Begitulah kira-kira komentar saya mengenai Kepolisian Republik Indonesia pada era kepemimpinan Jenderal Hoegeng Imam Santoso tahun 1968–1971, sosok yang cerdas, berani, dan mengayomi. Polri tampaknya perlu menjadikan sosok Jenderal Hoegeng bukan hanya sebagai teladan, tetapi juga sebagai standar. Mau sampai kapan citra pihak Kepolisian buruk di mata masyarakat?

Perlu ditanamkan dalam mindset setiap pimpinan dan anggota Polri bahwa mereka digaji dengan uang rakyat, mereka hanya pelayanan dan wajib mengayomi serta mengabdikan hidupnya terhadap tuannya yaitu masyarakat. Hari demi hari ada saja ulah anggota Polri yang sangat meresahkan karena melanggar hukum, mereka bukannya penegak hukum ya (?) setiap ada kasus memiliki alasan dengan template yang sama, apalagi kalau bukan "Cuma Oknum". Oknum kok banyak? jadi yang betulan Polri yang oknum atau yang bukan oknum?

Dilansir dari Kompas.com Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tindakan tiap anggota polisi berpengaruh terhadap citra institusi Polri. Ia menegaskan, agar semangat perubahan melalui konsep "Presisi", yaitu prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan, diimplementasikan setiap saat. Polri memiliki peran dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan RI. Ia mengatakan, nilai-nilai itu harus terus tertanam pada tiap individu anggota polisi. Cakep betul harapan Kapolri terhadap institusi Polri, tetapi hal ini lebih cakep lagi kalau para anggotanya mengimplementasikannya dengan baik, bukan hanya sekadar jargon-jargon semata.

Dilansir dari BeritaSatu.com Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan anggota Polri tidak boleh antikritik. Kritikan tersebut menunjukkan kepedulian dan harus dijawab dengan langkah konkret merespons laporan serta keinginan masyarakat. Bagi anggota yang melanggar aturan akan ditindak tegas. Kapolri telah mengeluarkan surat telegram bernomor ST/2162/X/HUK2.9/2021 yang sudah ditandatangani juga oleh Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo atas nama Kapolri. Isinya adalah imbauan kepada setiap anggota Polri untuk bersikap humanis, tidak antikritik, tidak arogan, dan tidak menggunakan kekerasan berlebihan. 

Kritikan merupakan suplemen bagi setiap individu atau institusi, hal ini perlu dilakukan oleh masyarakat demi kebaikan institusi Kepolisian Republik Indonesia juga. Kapolri silih berganti rasa-rasanya sama saja, kasus demi kasus yang dilakukan oleh anggota Polri banyak terjadi, rasanya cuma mengganti kepala tetapi tubuhnya masih sama, perlu adanya kesadaran dan transformasi penuh agar citra Polri menjadi baik. Revolusi mental dan revolusi akhlak perlu diterapkan Kapolri kepada para anggotanya supaya mereka tidak semena-mena merasa berkuasa karena punya wewenang dan senjata. 

Polri perlu bersikap seperti founding fathers bangsa Indonesia yakni: cerdas seperti Hatta, berani seperti Tan Malaka, dan berakhlak seperti Ki Hadjar Dewantara. Kalau perlu Polri tidak usah malu belajar pelayanan publik dengan Satpam BCA yang memiliki keramahan dan pengayoman yang jauh lebih baik dibandingkan institusi Polri. Sikap kekerasan dan arogan serta merasa institusi paling kuasa harus dihilangkan dalam setiap pemikiran dan tindakan Polri demi terwujudnya "Presisi" yakni prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.

"Cerdas seperti Hatta, Berani seperti Tan Malaka, Mengayomi seperti Satpam BCA!"

Referensi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun