Mohon tunggu...
Raindy DanielDarmawan
Raindy DanielDarmawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Ora usah nggunem sing tanpa guna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

R. A. Kartini: Sosok Perempuan "Sakti"

23 April 2024   11:35 Diperbarui: 23 April 2024   11:38 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raden Ajeng Kartini, atau yang lebih dikenal sebagai R.A. Kartini, adalah sosok yang tak terlupakan dalam sejarah Indonesia. "Kesaktian" tersebut terletak pada perjuangannya yang gigih dan penuh semangat dalam memperjuangkan hak-hak perempuan serta pendidikan, menjadikan namanya abadi dalam hati rakyat Indonesia.

Kartini dilahirkan pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Meskipun dari keluarga bangsawan, Kartini tumbuh dalam lingkungan yang terkekang oleh tradisi patriarki yang ketat. Namun, semangatnya untuk mengejar ilmu tidak pernah padam. Dari ayahnya, Kartini mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis, sebuah keistimewaan yang jarang diperoleh oleh perempuan pada masa itu.

Semangat Kartini dalam menuntut ilmu dan keinginannya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan semakin berkobar ketika ia berkenalan dengan gagasan-gagasan modern yang diusung oleh penjajah Belanda. Ia mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi perempuan untuk dapat mandiri dan berkontribusi dalam masyarakat.

Salah satu wujud perjuangan kemanusiaan Kartini adalah melalui surat-surat yang ia tulis kepada teman-temannya, terutama kepada teman-teman Belandanya. Surat-surat tersebut, yang kemudian diterbitkan dalam buku "Door Duisternis tot Licht" (Habis Gelap Terbitlah Terang), menggambarkan kesadarannya akan ketidakadilan yang dialami oleh perempuan, khususnya dalam hal akses terhadap pendidikan.

Pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam perjuangan Kartini. Ia sangat percaya bahwa pendidikan adalah kunci bagi perempuan untuk meraih kemerdekaan dan kesetaraan. Kartini berjuang untuk memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi perempuan Indonesia, yang pada masa itu sering kali diabaikan.

Meskipun Kartini meninggal pada usia yang relatif muda, pada 17 September 1904, warisannya tetap hidup dalam semangat perjuangan kemanusiaan dan pendidikan. Pada tahun 1964, tanggal kelahirannya ditetapkan sebagai Hari Kartini, sebuah penghormatan atas dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan.

Dengan demikian, R.A. Kartini tetap menjadi inspirasi bagi kita semua, mengingatkan akan pentingnya perjuangan kemanusiaan dan pendidikan dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan merata.

Kisah "kesaktian" R. A. Kartini ini memberikan refleksi penting pada Masyarakat Indonesia secara khusus di era disrupsi digital ini tentang:

Pertama, kegigihan sosok perempuan yang pantang menyerah untuk sebuah visi memajukan Masyarakat Indonesia.

Kedua, perjuangan untuk memperoleh Pendidikan yang memadai guna membangun Masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun