Mohon tunggu...
raihan ramadhan
raihan ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ilusi Semesta Fana

20 Februari 2023   06:00 Diperbarui: 20 Februari 2023   06:33 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersandar pada piranti warna pelangi
Bagai laut biru matamu akan hanyutkan sebuah nadi
Kau rasa putih ku berkenakan sutra yang lena
Harum jasadmu mengalun bergelut kidung senda.

Retina semakin layu, sukma ku ingin berteduh
Namun waktu memaksa ku untuk lupakan peluk
Ingin ku rasa sesaat terbuai dalam mawar yang indah
Tapi ku sadari mimpi itu takan pernah terjamah.

Tajam nya ucapan satir telah bosan aku lempar
Karna rasa pilu yang pekat takan terasa pudar
Raga ku semakin gemetar dikutuk oleh waktu
Yang telah memfonis ku dalam jerat yang tak kunjung padu.

Pena ku jadi saksi tentang sebuah cerita asa
Dan kertasku yang semakin lusuh ditimpa tinta derita
Fatamorgana adalah sahabatku yang amat dekat
Hingga kini tak kunjung untuk lepaskan sekat.

Jikala malam hadir raga ku terbawa oleh waktu
Rindu masa silam ku yang telah jauh berlalu
Kadang diriku tertawa untuk tutupi rasa pilu
Namun saat pagi tiba senyum kembali layu.

Dan kini diriku hanya berteman dengan pena
Tulis setiap kisah ku hingga tinta tak ada
Syai'r yang temani ku hingga nafas terakhir
Dan tutupi semua sendu hingga mencair bagaikan air.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun