Mohon tunggu...
Raihan Otman Marolop
Raihan Otman Marolop Mohon Tunggu... Lainnya - Sastra, Opini

Seorang mahasiswa. Menulis apa saja untuk mengeluarkan penat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Perang Rakyat Tahun 2000-an

23 November 2020   15:20 Diperbarui: 23 November 2020   15:34 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
From the frontispiece of Tan Malaka (1947). ''Dari Pendjara ke Pendjara''. Djakarta: Widjaya via wikipedia.org

Dalam esai ini, saya membandingkan kondisi pada masa Tan Malaka menulis buku ini dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang yang jelas berbeda drastis. Masa perjuangan adalah masa di mana semua rakyat bersatu hati melawan segala bentuk kolonialisme dan imperialisme bahkan menyatakan kesatuannya lewat Sumpah Pemuda demi mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. 

Berbeda dengan masa sekarang di mana para aktor pemain politik dan dalang konflik menjadikan problema pada masa lalu dan dibuat seolah-olah terulang dimasa sekarang namun dalam konteks masyarakat se-negara yang lain pilihannya menjadi target utama penyerangan. Media sosial sebagai wadah aspirasi, menyalurkan energi, sarana mencari jati diri dan sebagi ranah berekspresi dijadikan arena radikalisme terselubung oleh para oknum yang ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk menyaring informasi sehingga dipercaya dan semakin berkembang keberadaan hoax itu.

Pandangan saya yang mungkin merupakan pandangan orang banyak menyatakan bahwa konflik besar pada masa lalu sengaja 'direka ulang' dan disesuaikan dengan kejadian yang sedang 'panas'. 

Dengan masyarakat yang berjumlah ratusan juta jiwa, pemerintah dengan lembaga pengawasannya tidak mampu secara keseluruhan memantau kondisi penyebaran informasi karena cakupan negara yang sangat luas dan juga di dalam lembaga itu pasti ada 'jin' yang bermain demi keuntungan pribadi atau beramai - ramai. Kenyataannya pada saat sekarang di mana berpendapat merupakan kebebasan, masyarakat menggunakan kesempatan tersebut dengan kurang baik sehingga muncul berita bohong, pemfitnahan, diskriminasi dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun