Seiring dengan bertambahnya penduduk di Indonesia ini, maka semakin berkurang pula lahan untuk mengembangkan tanaman, salah satunya ialah lahan tanaman pangan. Untuk menangani masalah ini, pemerintah kota Bandung menyiasatinya dengan program Buruan SAE. Sejak diluncurkannya program Buruan SAE pada tahun 2020 yang digalakkan oleh dinas pangan dan pertanian (DISPANGTAN) kota Bandung, terbukti program ini menjadi salah satu program unggulan kota Bandung yang sukses dan masih berjalan sampai saat ini.
Buruan SAE sendiri merupakan sebuah program urban farming terintegrasi dengan prinsip Sehat, Alami, Ekonomis (SAE) dan konsep untuk memanfaatkan lahan atau pekarangan menjadi lahan produktif untuk ditanami tanaman atau melakukan ternak ikan. Jika pada urban farming biasanya hanya berfokus pada satu komoditas misalnya hanya sayuran saja, Buruan SAE lebih diintegrasikan ke prospek yang lebih luas yakni meliputi tanaman obat, buah-buahan, bahkan hewan ternak seperti ikan.
Banyaknya variasi jenis dan teknik pemanfaatan pekarangan Buruan SAE juga menjadikan lokasi penanaman tersebut juga sebagai sarana edukasi selain dengan tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan ketahanan pangan dari tingkat terkecil.
Oleh karena itu dengan semakin populernya program Buruan SAE ini pula, semakin meluas dan banyak pula yang pemanfaatan lahan pekarangan yang tersebar. salah satunya adalah Buruan SAE dengan teknik hidroponik milik RW 11 kelurahan Sukaluyu, Bandung.
Hidroponik merupakan suatu metode budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media tanamnya. Beberapa kelebihan dari hidroponik ini ialah minimnya penggunaan pestisida dan dapat dilakukan oleh setiap orang  karena tidak memerlukan lahan yang luas dan cara pembuatannya juga mudah.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan membagikan langkah-langkah melakukan pembibitan hidroponik untuk mendukung program Buruan SAE yang sedang berjalan saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah dan minat urban farming oleh masyarakat.
Alat dan bahan yang diperlukan juga tidaklah sulit dan mudah ditemukan yaitu rockwool, bibit tanaman, dan plastik hitam.
Berikut cara melakukan pembibitan untuk media tanam hidroponik:
- Potong rockwool menjadi berbentuk kubus kecil kemudian lubangi tengahnya untuk dimasukan bibit kedalamnya, disini bibit yang digunakan ialah bibit kangkung, karena bentuknya lonjong maka, bagian kecilnya harus menghadap ke bawah.
- Setelah itu basahi rockwool yang sudah dimasuki bibit dengan air sampai lembab dan kemudian simpan di tempat yang gelap atau dapat ditutupi dengan plastik hitam, lalu biarkan selama tiga hari.
- Setelah dibiarkan selama tiga hari, maka bibit akan bertunas dan perlu dipindahkan ke tempat yang dapat terkena sinar matahari, kemudian biarkan selama dua hari.
- Setelah tunas tumbuh menjadi kecambah, maka tanaman siap untuk dipindahkan ke media hidroponik yang selanjutnya memerlukan perawatan selama 3 minggu sebelum  siap untuk dipanen.