Mohon tunggu...
Raihann alkahfi ramadhan
Raihann alkahfi ramadhan Mohon Tunggu... Aktor - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Komunikasi dalam Era Deepfake

12 Mei 2024   22:20 Diperbarui: 21 Mei 2024   16:26 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Raihan Alkahfi Ramadhan (23010400092)

Prodi: ilmu Komunikasi

Dosen Pengampu: Dr. Nani Nurani Muksin, S.Sos, M.Si

FENOMENA KONTROVERSIAL:
ETIKA KOMUNIKASI DALAM ERA DEEPFAKE

Saat ini, perkembangan teknologi telah membawa kita masuk ke dalam era di mana informasi bisa dengan mudah dimanipulasi dan disebarkan secara luas dengan bantuan algoritma yang canggih. Salah satu fenomena yang menjadi perhatian adalah munculnya teknologi deepfake yang mampu membuat video palsu dengan menggunakan kecerdasan buatan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar tentang etika komunikasi dalam penggunaan dan penyebaran konten yang tidak otentik.

Kehadiran teknologi deepfake memicu puncak perdebatan tentang batasan-batasan moral dalam menyajikan dan mengonsumsi informasi di era digital ini. Hal ini menggugah kesadaran akan urgensi pembahasan etika komunikasi dalam konteks modern. Deepfake memperkenalkan tantangan baru bagi integritas informasi dan kepercayaan publik, mengaburkan batas antara realitas dan fiksi, serta mengancam stabilitas sosial dan politik.

Dalam kaitannya dengan etika komunikasi, fenomena deepfake menyoroti pertanyaan-pertanyaan esensial tentang kejujuran, tanggung jawab, dan konsekuensi moral dari manipulasi informasi. Dari sudut pandang filsafat, deepfake memunculkan pertanyaan tentang realitas dan kebenaran, mengajukan tantangan terhadap konsepsi kita tentang identitas diri dan pandangan dunia.

Dalam menanggapi fenomena ini, perlu adanya pendekatan yang holistik yang melibatkan pendidikan, regulasi, dan penguatan nilai-nilai etika komunikasi. Pendidikan publik yang menyasar pemahaman kritis tentang media dan informasi dapat membantu mengurangi kerentanan terhadap manipulasi digital. Regulasi yang ketat terhadap produksi dan distribusi konten deepfake juga penting untuk melindungi integritas informasi dan mencegah penyebaran hoaks yang merugikan.

Lebih dari itu, pentingnya memperkuat nilai-nilai etika komunikasi dalam budaya digital tidak bisa diabaikan. Kesadaran akan dampak moral dari setiap tindakan komunikasi harus ditanamkan secara mendalam dalam setiap individu, sehingga masyarakat dapat berinteraksi secara lebih jujur, bertanggung jawab, dan peduli terhadap kebenaran.

Dengan demikian, fenomena deepfake tidak hanya memunculkan tantangan baru bagi etika komunikasi, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan integritas dan kejujuran dalam komunikasi di era digital yang semakin kompleks ini.

ANALISIS FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun