Nama: Raihan Alkahfi Ramadhan (23010400092)
Prodi: ilmu Komunikasi
Dosen Pengampu: Dr. Nani Nurani Muksin, S.Sos, M.Si
FENOMENA KONTROVERSIAL:
ETIKA KOMUNIKASI DALAM ERA DEEPFAKE
Saat ini, perkembangan teknologi telah membawa kita masuk ke dalam era di mana informasi bisa dengan mudah dimanipulasi dan disebarkan secara luas dengan bantuan algoritma yang canggih. Salah satu fenomena yang menjadi perhatian adalah munculnya teknologi deepfake yang mampu membuat video palsu dengan menggunakan kecerdasan buatan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar tentang etika komunikasi dalam penggunaan dan penyebaran konten yang tidak otentik.
Kehadiran teknologi deepfake memicu puncak perdebatan tentang batasan-batasan moral dalam menyajikan dan mengonsumsi informasi di era digital ini. Hal ini menggugah kesadaran akan urgensi pembahasan etika komunikasi dalam konteks modern. Deepfake memperkenalkan tantangan baru bagi integritas informasi dan kepercayaan publik, mengaburkan batas antara realitas dan fiksi, serta mengancam stabilitas sosial dan politik.
Dalam kaitannya dengan etika komunikasi, fenomena deepfake menyoroti pertanyaan-pertanyaan esensial tentang kejujuran, tanggung jawab, dan konsekuensi moral dari manipulasi informasi. Dari sudut pandang filsafat, deepfake memunculkan pertanyaan tentang realitas dan kebenaran, mengajukan tantangan terhadap konsepsi kita tentang identitas diri dan pandangan dunia.
Dalam menanggapi fenomena ini, perlu adanya pendekatan yang holistik yang melibatkan pendidikan, regulasi, dan penguatan nilai-nilai etika komunikasi. Pendidikan publik yang menyasar pemahaman kritis tentang media dan informasi dapat membantu mengurangi kerentanan terhadap manipulasi digital. Regulasi yang ketat terhadap produksi dan distribusi konten deepfake juga penting untuk melindungi integritas informasi dan mencegah penyebaran hoaks yang merugikan.
Lebih dari itu, pentingnya memperkuat nilai-nilai etika komunikasi dalam budaya digital tidak bisa diabaikan. Kesadaran akan dampak moral dari setiap tindakan komunikasi harus ditanamkan secara mendalam dalam setiap individu, sehingga masyarakat dapat berinteraksi secara lebih jujur, bertanggung jawab, dan peduli terhadap kebenaran.
Dengan demikian, fenomena deepfake tidak hanya memunculkan tantangan baru bagi etika komunikasi, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan integritas dan kejujuran dalam komunikasi di era digital yang semakin kompleks ini.
ANALISIS FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI