Mohon tunggu...
Raihan Musfirotun K.K.R
Raihan Musfirotun K.K.R Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Muhammadiyah 4 Andong, Mahasiswa Pascasarjana UMS Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Saya Raihan Musfirotun Khusnul Khulqi Ramdani. Saya seorang guru dan saat ini saya masih menjalani pendidikan S2 di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan mengambil jurusan pendidikan bahasa Indonesia. Hobi saya saat ini adalah mendengarkan musik dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Gemar Membaca

15 April 2023   07:03 Diperbarui: 15 April 2023   07:07 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca merupakan pondasi untuk jenjang berikutnya, jadi membaca harus diusahakan sejak anak-anak masuk SD. Belajar membaca sebagai pondasi awal ibarat membuat sebuah rumah, pondasinya harus kuat. Pondasi ini sangat penting untuk kelanjutan di jenjang pendidikan berikutnya. Selain harus dilakukan secara teratur membaca juga harus diusahakan dan dibiasakan. Pembiasaan membaca ini dapat dilakukan setiap pagi sebelum pembelajaran dilakukan dan sesudah selesai pembelajaran. Seandainya sejak usia SD sudah gemar membaca bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara pembelajar di tahun-tahun yang akan datang. Masyarakatnya yang usia produktif akan memahami betapa pentingnya belajar sepanjang masa tidak mengenal usia. Pembiasaan seperti membaca di usia SD akan tertanam sampai mereka memasuki jenjang SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

Ada banyak manfaat membaca, di antaranya membantu pengembangan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan memori dan pemahaman. Dengan sering membaca, seseorang mengembangkan kemampuan untuk memproses ilmu pengetahuan, mempelajari berbagai disiplin ilmu, dan menerapkan dalam hidup. Gemar membaca juga dapat melindungi otak dari penyakit Alzheimer atau penyakit yang dapat merusak memori dan mental, mengurangi stres, serta mendorong pikiran positif. Membaca memberikan jenis latihan yang berbeda bagi otak dibandingkan dengan menonton TV atau bermain gadget. Kebiasaan membaca melatih otak untuk berpikir dan berkonsentrasi. Sekalipun banyak manfaat diperoleh dari kebiasaan membaca, tetapi banyak warga Indonesia cenderung menghabiskan waktu dengan gadgetnya.

Jika pondasi awal dalam pembelajaran yaitu membaca siswa tidak bisa, tentu akan menghambat proses belajar mengajar di kelas. Karena membaca akan berkaitan dengan menulis dan berbicara. Jika bisa membaca, siswa akan dengan mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru baik secara lisan atau tulisan. Membaca juga berkaitan dengan menulis karena jika tidak bisa membaca, siswa akan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, dalam belajar di kelas tentu siswa akan diminta untuk mencatat materi serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Salah satu cara agar dapat membiasakan gemar membaca dan diikuti dengan keterampilan menulis adalah dengan membudayakan literasi di sekolah. Sekarang ini tiap sekolah berlomba-lomba untuk mengembangkan kedisiplinan berliterasi agar dapat menghasilkan lulusan sekolah yang baik dan dapat mengembangkan mutu pendidikan. Literasi adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya, dari 61 negara Indonesia menempati urutan ke-60 terkait dengan minat baca, demikian menurut UNESCO. Dari hal tersebut terlihat bahwa minat baca di Indonesia sangatlah rendah, bila menurun lagi, artinya Indonesia akan menduduki urutan paling akhir terkait minat membaca.

Pengembangan literasi ditanamkan sampai sepanjang hayat. Seandainya anak-anak sudah tahu apa fungsi dari mengembangkan literasi mungkin mereka sedikit paham dan akan berusaha untuk menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Jadi, walaupun mereka sudah mahir dalam membaca dan menulis akan tetapi kehausan akan ilmu pengetahuan akan semakin meningkat. Bisa diibaratkan semakin banyak minum air laut akan merasa semakin haus. Dengan seperti itu diharapkan kemampuan literasi siswa khususnya literasi baca tulis akan lebih meningkat. Bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara maju di beberapa tahun yang akan datang jika perbaikan literasi khususnya literasi membaca ditingkatkan dan dibenahi.

Akibat dari adanya pandemi terdapat sekolah yang memiliki siswa kurang lancar dalam membaca meskipun sudah memasuki jenjang SMP atau SMA. Karena memang pada saat pandemi menyerang tentunya siswa akan cenderung melakukan hal-hal yang menyenangkan dan sibuk melindungi diri dari paparan virus covid. Sehingga pembiasaan membaca dilupakan, dan akhirnya para siswa ada yang belum bisa membaca dengan lancar. Sehingga pada saat pembelajaran mulai dilakukan secara tatap muka lagi, siswa menjadi kaget dan kurang dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Ketika di dalam kelas terdapat siswa yang belum bisa membaca, akan menyulitkan siswa dalam memperoleh materi pembelajaran. Karena siswa akan tertinggal, sehingga perlu dilakukan evaluasi kembali untuk mengatasi keterlambatan membaca bagi beberapa siswa. Selain itu, siswa yang mengalami kendala tersebut tentunya akan merasa minder dan menjauh dari temannya. Di sekolah memang terdiri dari berbagai macam siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda, sehingga pembulian tidak bisa dihindari, entah itu tentang fisik, materi, atau kemampuan. Siswa yang merasa memiliki kekurangan tersebut akan semakin tidak percaya diri ketika dirinya merasa ketidakmampuan itu menghambatnya.

Untuk menumbuhkan kembali minat baca tersebut, dilakukan pembiasaan literasi di sekolah. Walaupun siswa terlihat terpaksa, namun lama-lama siswa akan terbiasa dan menjadi paham pentingnya literasi. Literasi dapat dilakukan paling tidak 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Literasi dilakukan di dalam kelas dan didampingi oleh guru sehingga kegiatan literasi dapat dilakukan secara kondusif. Setelah membaca, siswa sebaiknya diminta untuk menuliskan ringkasan dari apa yang telah mereka baca, karena saat menulis otomatis siswa akan ikut membaca juga. Dengan begitu siswa akan lebih terbiasa lagi untuk membaca.

Dengan dilakukannya pembiasaan literasi diharapkan dapat menumbuhkan kembali kebiasaan membaca bagi siswa. Meskipun terkadang dirasa literasi ini belum maksimal tetapi harus terus dijalankan agar bisa lebih baik lagi dan lebih bermanfaat lagi baik bagi siswa ataupun guru. Mungkin bagi beberapa sekolah diperlukan evaluasi kembali untuk kegiatan literasi ini agar dapat dilaksanakan secara efektif dan menumbuhkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Karena pada kenyataannya masih ada sekolah yang memiliki siswa belum bisa membaca yang tentunya sangat menghambat siswa dalam belajar.

Tiap sekolah memerlukan beberapa evaluasi yang harus dilakukan baik itu di awal pembelajaran atau di akhir pembelajaran. Mengajar bukan hanya mengejar materi pembelajaran agar cepat selesai, tetapi dalam mengajar kita harus memiliki tujuan untuk membuat siswa paham terkait apa yang kita ajarkan. Sebagai pendidik kita harus menemukan solusi bagi siswa yang memiliki hambatan, dalam hal ini yang dibahas adalah membaca. Jadi sebagai pendidik kita harus melakukan evaluasi secara tepat agar dapat menemukan solusi serta dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun