Di Indonesia, tidak dipungkiri lagi bahwa masyarakatnya hampir semua menyukai sepakbola. Dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa, tidak peduli itu laki-laki ataupun perempuan semua menyukai sepakbola. Fanatisme masyarakat Indonesia terhadap sepakbola terbukti dari antusiasme tinggi untuk menyaksikan sepakbola langsung di stadion dan mendukung klub-klub sepakbola di daerah masing-masing. Biasanya dalam mendukung klub sepakbola para supporter tergabung dalam berbagai kelompok supporter sesuai daerahnya. Sejak dulu, kebanyakan kelompok supporter di Indonesia identik dengan tipe supporter Mania. Namun, saat ini tipe supporter itu mulai tergantikan dengan tipe aliran supporter yang lebih modern dan disukai oleh kalangan muda. Salah satu kelompok supporter modern yang sedang cukup hype yaitu dengan aliran supporter ultras.
Ultras adalah sebutan bagi sekelompok supporter yang mendukung timnya dengan cara yang berbeda dengan kebanyakan kelompok tradisional lain, nama ultras sendiri diambil dari bahasa latin yang berarti di luar kebiasaan. Ultras pada awalnya identik dengan para suporter sepak bola yang berasal dari negara Italia yang kemudian menjadi salah satu ikon global sepak bola karena pengaruh tayangan jaringan stasiun televisi. Pada awalnya kelompok ultras muncul di Indonesia dipelopori oleh Brigata Curva Sud sebuah kelompok suporter dari sleman yang mendukung pss pada tahun 2010. Kelompok supporter ini mempunyai ciri khas yaitu penggunaan bahasa Itali dalam yel-yeknya dan juga prinsip berdiri 2×45 menit untuk terus bernyanyi mendukung klub kebanggaan. Dari situlah tipe supporter ultras mulai ditiru oleh daerah lain di Indonesia untuk membentuk kelompok supporter dengan aliran yang serupa.
Sampai saat ini semakin banyak supporter di Indonesia yang memilih untuk menjadi seorang Ultras. Mereka kebanyakan mulai meninggalkan kultur supporter mania karena dianggap kurang modern dan mulai berganti ke kultur supporter ultras yang dianggap lebih modern. Dengan tampilan para supporter ultras yang nyentrik dan beda dengan supporter mania pada umumnya membuat daya tarik tersendiri. Dengan pakaian yang lebih casual dan didominasi oleh warna hitam pada saat mendukung di stadion menjadi ciri khas yang melekat pada supporter ultras. Gaya penampilan seperti itu dianggap lebih cocok pada anak muda zaman sekarang yang lebih memperhatikan penampilan terutama di bidang fashion, tidak terkecuali penampilan saat mendukung klub kebanggaan di stadion.
Akan tetapi, jati diri ultras sebenarnya yang ada di Indonesia sudah banyak berubah dari asal ultras yang ada di luar negeri. Di luar negeri contohnya adalah Italia yang menjadi kiblat kultur supporter ultras, ultras sendiri masih identik dengan pergaulan yang keras, minuman beralkohol, kekerasan, dan bahkan pembunuhan. Di sana ultras bukan hanya tentang supporter yang mendukung klub sepakbola kebanggaannya, akan tetapi sebuah kelompok yang lebih terstruktur dan terorganisir. Dapat dibilang menyerupai ‘geng’ yang rentang adanya kekerasan fisik. Selain itu, antar kelompok ultras memiliki rivalitas yang sangat tinggi. Tidak jarang juga terjadi bentrokan antar kelompok ultras bahkan bisa sampai pembunuhan terhadap kelompok ultras yang dianggap menjadi rival.
Untungnya, gaya hidup negatif ultras yang ada diluar negeri tidak terjadi pada ultras di Indonesia. Ultras di Indonesia lebih mengadaptasi cara mendukung ultras di luar negeri yang sangat militan dan fanatik dalam mendukung tim kebanggannya. Dengan disertai aksi-aksi kreatif yang ditunjukkan pada saat mendukung seperti aksi-aksi koreografi, chants atau yel-yel yang dinyanyikan dengan kompak dan lantang, hingga loyalitas supporter dalam mendukung tim kebanggaan dimanapun tim itu berlaga. Hal itu tentu menjadi dampak positif tersendiri bagi dunia sepakbola di Indonesia, yang membuat sepakbola Indonesia memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan sebelumnya dan juga memiliki dampak positif kepada para pemain yang sedang berlaga menjadi tambah semangat.
Nampaknya, kultur supporter ultras di Indonesia sudah menjadi gaya hidup baru dalam dunia supporter di Indonesia. Bisa dibilang juga masuknya kultur ultras sebagai bentuk pengaruh globalisasi dalam dunia sepakbola di Indonesia. Meskipun diawal masih sulit diterima oleh sebagian kelompok supporter karena dianggap kurang sesuai dengan kultur budaya di Indonesia. Namun, saat ini kultur ultras sudah menjadi bagian dari gaya hidup kebanyakan supporter di Indonesia. Dimulai dari kelompok supporter BCS sebagai pelopor upporter ultras di Indonesia. Dengan kemilitannya dan kekreatifannya dalam mendukung PSS membuat kelompok supporter lain mulai tertarik dengan adanya kultur ultras. Ultras di Indonesia akan terus ada di Indonesia bahkan dengan jumlah yang lebih besar dan akan menjadi gaya hidup yang melekat bagi supporter di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H