Mohon tunggu...
Raihan Hidayatullah
Raihan Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ada tiga hal yang membuat hidup kita bahagia yaitu Bersabar, Bersyukur dan Ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Krusial Bhinneka Tunggal Ika dalam Menangkal Potensi Konflik Antar Etnis di Indonesia

24 April 2023   13:40 Diperbarui: 24 April 2023   13:58 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh ibnuamaru dari Pixabay 

Negara Indonesia dengan berbagai macam keragaman di dalamnya memang selalu menyimpan potensi-potensi terjadinya konflik, baik itu yang skalanya kecil maupun konflik yang berskala besar. Tentunya konflik-konflik tersebut diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya karena adanya perbedaan persepsi atau cara pandang tentang suatu hal antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Sejatinya yang menyebabkan konflik itu bukan karena perbedaannya, namun perbedaan yang negara kita miliki adalah karunia dari tuhan yang maha kuasa, dalam hal ini diperlukan suatu simpul yang bisa mengikat perbedaan tersebut maka dari itu muncul semboyan pemersatu bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Sejarah dicetuskannya semboyan Bhinneka Tunggal Ika tidak terlepas dari peran para pendiri bangsa, dilansir dari laman web www.detik.com pada saat itu seorang tokoh pendiri bangsa Indonesia yaitu Mr. Mohammad Yamin pertama kali mengucapkan frasa Bhinneka Tunggal Ika pada saat sela-sela sidang BPUPKI, dan pada akhirnya di sahkan pada 11 Februari 1950 dalam sidang kabinet RIS yang selanjutnya diperkenalkan pada 17 Agustus 1950. Adapun secara makna, semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu menurut kitab sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular Bhinneka Tunggal Ika berarti: "berbeda-beda namun tetap satu jua". Dalam makna yang terkandung tersebut, walaupun banyak sekali perbedaan yang menyertai kehidupan bangsa Indonesia, baik dalam hal bahasa, adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan dan perbedaan lainnya akan tetapi kita tetap satu dan akan selamanya menjadi satu kesatuan, Adapun makna lain yang terkandung di dalamnya adalah upaya menjunjung tinggi rasa toleransi, kesetaraan dan juga sikap gotong royong dalam membangun bangsa, mengingat bangsa ini bisa berdiri karena adanya rasa persatuan bukan perpecahan.

Dalam peranannya sebagai semboyan pemersatu bangsa Indonesia, ternyata Bhinneka Tunggal Ika memiliki peran yang cukup krusial, bukan hanya sebagai simpul persatuan bangsa Indonesia akan tetapi peran penting semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga sebagai penangkal adanya konflik antar etnis di Indonesia, mengingat kondisi realita masyarakat Indonesia sebagai masyarakat heterogen dan multikultur, tentunya berasal dari latar belakang yang berbeda beda, begitupun dengan pola kehidupan dan adat istiadatnya. Potensi terjadinya konflik antar etnis juga menjadi hal yang patut untuk kita waspadai, apabila kita tidak ingin nantinya terjadi perpecahan yang meluas hingga terjadi disintegrasi bangsa, potensi terjadinya konflik bisa terjadi karena adanya sikap etnosentrisme, yakni merasa dirinya atau kelompoknya memiliki keunggulan dibandingkan dengan orang lain, tentunya hal ini akan memicu adanya ketegangan diantara berbagai pihak karena bisa menyebabkan adanya praktik intoleransi di tengah masyarakat.

Berbagai tragedi kelam tentang konflik antar etnis ini memang pernah beberapa kali terjadi, diantaranya tragedi kelam kerusuhan ambon (1999-2002) yaitu konflik antar umat kristen dan juga Islam, dalam peristiwa tersebut ribuan orang terluka dan meninggal dunia. Kemudian tragedi Mei 1998 di Jakarta, konflik yang terjadi saat itu adalah antara penduduk pribumi dengan etnis tionghoa yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan ribuan orang kehilangan tempat tinggalnya. Pada tahun sebelumnya pun pernah ada konflik, kali ini pada tahun 2001, yakni adanya perselisihan hingga kerusuhan antara suku Dayak dan suku Madura yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dan ribuan kehilangan tempat tinggal. Dan sekarang pun konflik ini masih ada yaitu di daerah Papua yang saat ini sedang memanas, karena adanya gerakan separatis bersenjata OPM, yang sedang ramai menjadi buah bibir masyarakat, bagaimana tidak, kali ini kembali mereka menyerang pos TNI yang sedang berjaga disana dan dipastikan ada beberapa prajurit yang gugur, memang dalam sejarahnya konflik di papua sudah terjadi dari dulu dan masih berlangsung hingga sekarang.

Sudah seharusnya catatan tinta hitam masa lalu cukup menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia untuk mencegah konflik antar etnis ini terjadi kembali, catatan yang kelam tersebut tentunya menjadi suatu peringatan untuk menguatkan kembali rasa persatuan dan persaudaraan serta menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan menghayati dengan sepenuh hati semboyan bhinneka tunggal ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua) sehingga kondisi bangsa ini menjadi aman, tentram dan damai, tentunya dalam menerapkan nilai-nilai tersebut tidaklah mudah, mengingat berbagai tantangan yang ada terutama saat ini di era globalisasi dimana banyak sekali pengaruh ataupun propaganda yang dilakukan oleh beberapa pihak untuk memecah belah, sebuah taktik licik zaman penjajahan yang masih dipakai pada saat ini untuk memenuhi hasrat mereka, yakni melakukan provokasi, ujaran kebencian, rasisme dan lain sebagainya untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan. Akan sangat merugikan jika kita ikut terpancing akan hal tersebut, sama hal nya kita membuat mereka senang karena tujuannya akan tercapai. Oleh karena itu meskipun kita telah memiliki berbagai alat pemersatu bangsa, peran dari setiap individu juga sangat penting dalam menangkal adanya konflik antar etnis ini, karena kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga dan merawat bangsa ini?, tentunya penerapan nilai-nilai tersebut sebaiknya mulai diterapkan dari sejak dini, bukan hanya melalui pendidikan formal, pendidikan keluarga juga sama pentingnya dimana seorang anak diajarkan untuk bersikap toleransi, saling menolong dan menghargai satu sama lain. Sehingga dengan kesadaran yang ada sejak dini diharapkan masyarakat dimasa yang akan datang bisa bersikap lebih rasional, rasional disini berarti masyarakat tidak mudah terpancing dengan isu yang ada, akan tetapi menganalisis terlebih dahulu, dengan demikian potensi konflik antar etnis ini lambat laun akan bisa teratasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun