Indonesia merupakan negeri yang kaya akan keanekaragaman budaya, suku, agama, serta bahasa. Dengan lebih dari 17. 000 pulau yang ditempati oleh ratusan suku bangsa, semboyan Bhinneka Tunggal Ika jadi fondasi yang mempersatukan bangsa ini. Ungkapan ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti" Berbeda- beda namun tetap satu".
Semboyan ini pertama kali muncul dalam kitab Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke- 14. Dalam kitab tersebut, kata" Bhinneka Tunggal Ika" digunakan guna menggambarkan keharmonisan antara berbagai kepercayaan, terutama agama Hindu dan Buddha, yang hidup berdampingan di Nusantara pada kala itu.
Penggalan teks dalam kitab Sutasoma yang memuat semboyan ini berbunyi: "Bhinneka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa," yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada kebenaran yang mendua."
Semboyan ini pertama kali muncul dalam kitab Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke- 14. Dalam kitab tersebut, kata" Bhinneka Tunggal Ika" digunakan guna menggambarkan keharmonisan antara berbagai kepercayaan, terutama agama Hindu dan Buddha, yang hidup berdampingan di Nusantara dikala itu.
Semboyan ini tercantum dalam lambang negara, Garuda Pancasila, yang menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas nasional Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip Bhinneka Tunggal Ika diwujudkan melalui:
Toleransi Beragama: Menghormati keyakinan dan praktik keagamaan masing-masing individu.
Pelestarian Budaya Lokal: Menghargai dan mempromosikan kekayaan budaya dari berbagai daerah.
Kesetaraan Hak dan Kewajiban: Semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa memandang latar belakang.
Semangat Bhinneka Tunggal Ika mengalami banyak tantangan di masa globalisasi serta kemajuan teknologi. Polarisasi sosial, penyebaran hoaks, dan intoleransi sering merugikan persatuan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk seluruh bagian warga untuk menanamkan nilai- nilai persatuan serta keberagaman semenjak kecil, baik lewat pembelajaran formal ataupun informal.
Bhineka Tunggal Ika bukan semata- mata semboyan; itu merupakan pedoman hidup yang masih digunakan sampai hari ini. Indonesia dapat terus menjadi negeri yang kokoh, harmonis, serta jadi teladan keberagaman untuk dunia dengan menguasai dan mempraktikkan nilai- nilainya.
Sumber :