PERNIKAHAN DINI YANG BERDAMPAK PADA EKONOMI,MASALAH SOSIAL DAN KEBERLANGSUNGAN HIDUP
Dewasa awal adalah periode dalam kehidupan seseorang yang biasanya terjadi antara usia 18 hingga awal 40-an. Selama periode ini, seseorang biasanya sedang mengalami transisi dari masa remaja ke kedewasaan. Pada tahap ini, individu biasanya mengalami banyak perubahan fisik, emosional, sosial, dan kognitif yang signifikan.Beberapa tugas perkembangan yang penting dalam dewasa awal meliputi menentukan identitas diri, memilih pendidikan dan karier, membangun hubungan interpersonal yang sehat, mengembangkan kemandirian, serta mengelola stress dan tekanan hidup.  Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara orang satu dengan orang lainnya, sehinggan mereka akan berkelompok menjadi sebuah komunitas yang besar. Dalam  komunitas tersebut mereka akan saling berinteraksi satu sama lain dan di dalam interaksi tersebut akan adanya sebuah aturan-aturan yang bisa mengubah atau menjadikan kelompok yang buruk menjadi lebih baik. Salah satu karakteristik dari dewasa awal adalah dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa dimana individu tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara hidup baru dan kebebasan yang telah ia dapatkan. Seperti mendapatkan pekerjaan, menikah, dll. (Hurlock: 1993)
Hasil temuan lapangan yang diamati dalam kegiatan projeck pendidikan keluarga
Ibu N adalah seorang ibu pemulung yang berusia 27 tahun beliau tinggal di simpang GIA bersama tiga orang anaknya semuanya berkerja sebagai pemulung juga sama dengan ibu N sebelumnya ibu N pernah bekerja di rumah makan tapi Cuma sebentar karena 2 bulan berkerja tidak dikasih gaji setelah keluar di rumah makan tersebut ibu N memlih sebagai pemulung karena sudah trauma berkerja dengan orang lain,karena takut tidak di gaji lagi. Masalah utama tang dihadapi ibu N adalah yaitu keterbatasan ekonomi sebagai pemulung pendapatan ibu N tidak menentu dan sering kali untuk tidak mencukupi kebutuhan keluarganya.pengahsilan yang di peroleh rata-rata hanya cukup untuk membeli makanan pokok sehingga kebutuhan lain seperti bayar kontrak rumahpun susah karena penghasilan yang tidak mencukupi Dari wawancara dengan ibu N dapat disimpulkan bahwa permasalahan perkembangan keluarga pada ibu pemulung sangat kompeks terkait masalah ekonomi menjadi akar berbagai permaalhan lain seperti pendidikan dan kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan interperensi yang komperensif yang berkelanjutan dari bergabai pihak termasuk pemerintah, organisasi non pemerintah, dan masyarakat.
Ibu A kami menanyakan tentang bagaimana kehidupan sehari-hari hari nya bagaimana perkembangan kehidupannya Selama dia menikah dalam menjalankan selama pernikahan ibu A tidak pernah mengalami kesulitan disebabkan dia mampu dan juga suaminya berkerja di BUMN dan dalam kehidupan,dia bisa mencukupi kebutuhan dua anak nya yang ada umur 6 tahun dan juga 3 tahun selama dalam mengurus anak ibu ayu hanya mengalami kesulitan jika anaknya sering menangis ketika tidak dibelikan sesuatu seperti mainan,dalam era teknologi seperti Hp ibu A membatasi waktu anaknya terutama anaknya yang berumur 6 tahun.seperti Bu A mengizinkan anak pertamanya hanya bermain hp selama 1 jam selebihnya ibu A mengajak anaknya untuk bermain bersamanya dan juga mengajak untuk bermain diluar, untuk masalah sekolah anaknya ibu A tidak mau anaknya untuk sekolah di negeri disebabkan akan ada pergaulan yang bebas ibu A mau anaknya setelah TK ini untuk memasukkan anaknya di sekolah agama, selama menjalankan pernikahan ibu A ingin berkerja kembali disebabkan selama melahirkan kedua anaknya ibu A hanya mengurus rumah tangga saja, mungkin ketika keduanya anaknya udah besar seperti memasuki SMA ibu A akan mencari pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.
Kesimpulan
Dari masalah yang dihadapi Ibu N, seorang ibu pemulung, adalah bahwa permasalahan ekonomi menjadi akar dari berbagai permasalahan lainnya seperti pendidikan dan kesehatan. Ibu N dan keluarganya mengalami keterbatasan ekonomi yang menyebabkan pendapatan tidak menentu dan seringkali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Hal ini berdampak pada pendidikan anak-anaknya, di mana dua anaknya tidak bersekolah dan memilih membantu kedua orang tuanya dalam pekerjaan pemulung. Dengan demikian, kesimpulan dari masalah yang dihadapi oleh Ibu N adalah perlunya pendekatan komprehensif dalam mengatasi permasalahan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang saling terkait dalam konteks keluarga pemulung.
Berdasarkan cerita kehidupan sehari-hari Ibu A, dapat disimpulkan bahwa ia memiliki kehidupan pernikahan yang harmonis dan bahagia. Ibu A mampu mencukupi kebutuhan keluarganya, termasuk dua anaknya, berkat pekerjaan suaminya di BUMN. Meskipun mengalami sedikit kesulitan ketika anak-anaknya menangis karena tidak mendapatkan mainan, Ibu A tetap berusaha untuk memberikan pendidikan dan pengalaman yang sehat bagi anak-anaknya. Dari segi ekonomi, Ibu A dan suaminya mampu mencapai kecukupan sehingga bisa membeli rumah sendiri untuk keluarga kecilnya. Dengan demikian, kesimpulan dari cerita kehidupan Ibu A adalah bahwa komunikasi yang terbuka, prinsip kejujuran, pengaturan waktu yang baik antara teknologi dan interaksi langsung, serta kemampuan untuk mengatasi masalah bersama-sama merupakan faktor penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga dan keluarga.
PENULIS :
- M. Rehan Alfirdaus
- Mila FitriaAmanda
- Rafika Hayati
- Zahra Destia Putri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H