I Am the People, the Mob
By Carl Sandburg
I am the people—the mob—the crowd—the mass.
Do you know that all the great work of the world is done through me?
I am the workingman, the inventor, the maker of the world’s food and clothes.
I am the audience that witnesses history. The Napoleons come from me and the Lincolns. They die. And then I send forth more Napoleons and Lincolns.
I am the seed ground. I am a prairie that will stand for much plowing. Terrible storms pass over me. I forget. The best of me is sucked out and wasted. I forget. Everything but Death comes to me and makes me work and give up what I have. And I forget.
Sometimes I growl, shake myself and spatter a few red drops for history to remember. Then—I forget.
When I, the People, learn to remember, when I, the People, use the lessons of yesterday and no longer forget who robbed me last year, who played me for a fool—then there will be no speaker in all the world say the name: “The People,” with any fleck of a sneer in his voice or any far-off smile of derision.
The mob—the crowd—the mass—will arrive then.
A. Makna Puisi “I Am the People, the Mob”
Puisi “I Am the People, the Mob” karya Carl Sandburg menyampaikan pesan tentang kekuatan dan ketekunan rakyat biasa. Melalui puisi ini, Sandburg mengingatkan bahwa rakyat sering dianggap lemah dan tidak penting, tetapi sebenarnya merekalah yang membangun dunia dan menciptakan perubahan. Beberapa makna yang bisa diambil dari puisi ini antara lain:
- Rakyat sebagai Kekuatan Utama
Puisi ini menunjukkan bahwa rakyat memiliki peran besar dalam membentuk sejarah. Meskipun sering diabaikan atau ditindas, mereka terus bertahan dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik.
- Perjuangan yang Tak Pernah Berhenti
Sandburg menyoroti bagaimana rakyat belajar dari kesalahan dan terus memperbaiki diri. Mereka mungkin jatuh berulang kali, tetapi selalu bangkit dan melangkah maju.
- Harapan dan Kebangkitan
Puisi ini juga menanamkan harapan bahwa rakyat akan sadar akan kekuatan mereka sendiri. Sandburg percaya bahwa rakyat bisa bangkit melawan ketidakadilan dan membangun masa depan yang lebih baik.
B. Unsur Intrinsik Puisi “I Am the People, the Mob”
1. Tema
Tema utama puisi ini adalah kekuatan dan ketahanan rakyat biasa. Puisi ini menyoroti pentingnya rakyat sebagai kekuatan yang mampu mengubah keadaan dan membangun dunia.
2. Pemilihan Kata (Diksi)
Sandburg menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami. Frase seperti “I am the people” dan “I am the mob” diulang-ulang untuk menegaskan bahwa rakyat memiliki kekuatan besar yang tidak boleh diremehkan.
3. Rasa
Puisi ini menyampaikan rasa bangga dan hormat terhadap rakyat biasa. Sandburg juga menunjukkan empati terhadap penderitaan mereka, sambil membangkitkan semangat untuk terus berjuang dan memperbaiki diri.
4. Nada dan Suasana
a.) Nada
Nada puisi ini kuat dan penuh keyakinan. Sandburg berbicara dengan semangat yang besar, seolah-olah mendorong rakyat untuk percaya pada kekuatan mereka sendiri.
b.) Suasana
Suasana dalam puisi ini terasa optimis dan bersemangat. Pembaca diajak untuk merasakan perjuangan rakyat yang pantang menyerah dan percaya bahwa perubahan selalu mungkin terjadi.
5. Majas
Sandburg menggunakan majas repetisi pada frase “I am the people” untuk menekankan identitas dan kekuatan rakyat. Ia juga memakai metafora dengan menggambarkan rakyat sebagai “the mob” sekelompok besar orang yang bisa menciptakan perubahan jika bersatu.
6. Pengimajian
Puisi ini menciptakan berbagai gambaran yang kuat, seperti:
- “I am the seed ground.” (Imaji visual) menggambarkan rakyat sebagai tanah tempat kehidupan baru tumbuh.
- “I am the mob, the crowd, the mass.” (Imaji pendengaran) memberi kesan suara massa yang kuat dan penuh semangat.
7. Amanat
Amanat dalam puisi ini adalah bahwa kekuatan sejati ada pada rakyat biasa. Sandburg ingin pembaca percaya bahwa perubahan besar hanya bisa terjadi jika rakyat bersatu, terus belajar, dan tidak mudah menyerah.
C. Unsur Ekstrinsik
1. Biografi Pengarang
Carl Sandburg lahir di Illinois, Amerika Serikat, pada tahun 1878. Ia dikenal sebagai penyair yang menulis tentang kehidupan rakyat biasa dan perjuangan sosial. Sandburg juga seorang jurnalis dan sejarawan yang memperjuangkan hak-hak buruh dan keadilan sosial. Puisinya sering kali menyoroti ketidakadilan yang dihadapi oleh rakyat kecil.
2. Hubungan Karya Sastra dengan Kondisi Sosial Saat Itu
Puisi ini lahir di masa perubahan besar di Amerika, seperti industrialisasi dan perjuangan hak buruh. Sandburg menulis puisi ini untuk membangkitkan kesadaran tentang pentingnya rakyat dalam membangun peradaban. Pada saat itu, banyak buruh yang dieksploitasi, dan Sandburg menggunakan puisinya untuk memberi suara kepada mereka yang tertindas.
Kesimpulan
Puisi “I Am the People, the Mob” karya Carl Sandburg adalah puisi yang kuat dan penuh inspirasi. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan peran rakyat sebagai kekuatan utama dalam membentuk sejarah dan menciptakan perubahan. Dengan bahasa yang sederhana, pengulangan yang kuat, dan simbolisme yang dalam, Sandburg berhasil menyoroti perjuangan rakyat dan menanamkan rasa optimisme. Puisi ini mengingatkan kita bahwa rakyat biasa, meskipun sering diremehkan, memiliki kekuatan besar untuk bangkit dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik. Bagi siapa saja yang ingin memahami semangat perjuangan dan kekuatan kolektif, puisi ini layak dibaca dan direnungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H