Ini yang menjadi ambiguitas dalam kacamata publik melihat para akademisi, aktivis, praktisi yang lahir dari rahim pendidikan yang tinggi, sementara sering terjadi pertikaian, perbedaan pendapat dan seolah-olah paling benar.
Bagaimana kita untuk menjawab dari kalangan akademisi?
Kita belum tuntas dalam poin akhir “memperhalus perasaan” tentunya ada kaitannya dengan moralitas seperti apa yang dikatakan Tan, ini menjadi kritikan pedas buat kita, bagaimana pun kita dalam menyampaikan sebuah pesan perlu adanya etika yang harus kita jaga. Yaitu sebuah kebenaran berlandaskan pada moralitas.
Poin penting tujuan pendidikan menurut Tan ini tentunya menjadi landasan kita dalam berprilaku sebagai seorang yang terdidik yang lahir pada pendidikan modern saat ini.
Sejati seorang yang terdidik, apa yang mereka dengar, ucapkan, selaras dengan perbuatannya. Sehingga kita bisa melaksanakan apa yang di maksud Tan dalam tujuan pendidikan tersebut dalam aktualisasi di kehidupan masyakarat.
Selamat hari pendidikan nasional
Tut Wuri Handayani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H