Mohon tunggu...
Raihan DutaAssidiqi
Raihan DutaAssidiqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya seorang yang haus ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Teknologi Terhadap Gaya Parenting Keluarga Milenial dan Non-Milenial

23 Mei 2022   12:00 Diperbarui: 23 Mei 2022   12:03 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal dengan Azka Corbuzier?. Azka adalah putra dari Deddy Corbuzier yang baru-baru ini viral setelah memenangkan pertandingan MMA dengan salah satu artis Indonesia. Hal tersebut menunjukkan keberhasilan parenting yang dilakukan oleh sosok ayah bagi seorang anak. Tidak hanya Azka Corbuzier, masih banyak remaja milenial sukses yang mendapat parenting yang baik dari orang tuanya, seperti Maudy Ayunda dan banyak tokoh lainnya . Orang tua atau keluarga merupakan tempat pertama pembelajaran bagi anak dalam membentuk karakter di rumah.

Bagaimana Cara Melakukan Parenting yang Baik?

Parenting tentu tidak dilakukan secara asal-asalan, terlebih lagi pada zaman serba canggih ini. Parenting yang baik memiliki pola didik, gaya mengasuh, dan cara berkomunikasi yang baik agar terbentuk sikap dan karakter anak yang didambakan. Parenting di zaman modern ini harus melewati berbagai macam tantangan. Tidak hanya merasakan susahnya mendidik anak, tetapi juga harus beradaptasi dengan teknologi terutama gawai yang berpengaruh terhadap keluarga milenial dan non-milenial.

Istilah parenting saat ini mungkin sudah tidak terdengar asing di telinga kita. Parenting merupakan pola asuh yang dilakukan orang tua kepada anak mulai kecil hingga dewasa. Pola asuh tersebut di antaranya seperti mengasuh, mendidik, dan membimbing anak dengan benar dan tepat. Beberapa tujuan parenting yang perlu kita ketahui yaitu, terjalinnya hubungan baik antara orang tua dan anak, tidak terdapat kerenggangan komunikasi antara orang tua dan anak, dan tercapainya pelajaran dan pengajaran terbaik kepada anak sehingga anak tumbuh dengan baik.

Macam-Macam Gaya Parenting

Setiap keluarga baik milenial maupun non-milenial pasti memiliki gaya parenting-nya masing-masing. Gaya parenting pada setiap keluarga akan membentuk kepribadian anak yang berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui macam-macam gaya parenting dan dampaknya bagi anak.

  1. Permissive parenting : Pola asuh ini merujuk pada sikap orang tua yang terlalu membiarkan anak berbuat kesalahan sehingga kesalahan akan selalu dimaklumi dan dianggap sebagai masalah kecil.
  2. Authoritative parenting : Pola asuh ini merujuk pada orang tua yang selalu membangun hal-hal positif sehingga dapat membentuk anak yang bertanggung jawab dan percaya diri.
  3. Otoriter parenting : orang tua selalu benar. Pola asuh ini membuat anak menjadi tertekan dan suka berbohong demi menyenangkan orang tua.
  4. Neglectful parenting : Pola asuh ini biasanya dilakukan pada keluarga dengan orang tua yang sibuk bekerja sehingga anak tidak punya ikatan yang erat dengan orang tua.
  5. Strict parenting : Pola asuh ini merujuk pada perlakuan ketat terhadap anak, sehingga anak tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

Perbedaan Parenting Generasi Milenial dan Non-Milenial

Perkembangan teknologi 4.0 saat ini memungkinkan berbagai produk gawai dapat masuk dan menjadi bagian dari sistem keluarga. Gawai memberikan pengaruh yang besar terhadap gaya parenting setiap keluarga, termasuk keluarga non-milenial. Keluarga non-milenial merupakan keluarga yang berasal dari generasi di bawah tahun 1980-an, meliputi silent generation, generasi baby boomer, dan generasi x. Keluarga generasi non-milenial umumnya masih memiliki gaya parenting yang bersifat tradisional, konservatif, tidak bergantung dengan teknologi, mandiri, dan banyak tergolong dalam gaya parenting yang cukup dominan seperti strict dan otoriter parenting. Masuknya gawai ke dalam tatanan keluarga non-milenial, dapat mengubah gaya parenting yang awalnya bersifat tradisional menjadi terbuka dan adaptif dengan kemajuan teknologi yang ada.

Gaya parenting keluarga non-milenial menunjukkan adanya perubahan yang signifikan seiring masuknya gawai di dalam keluarga. Orang tua keluarga non-milenial cenderung menerapkan hal-hal konvensional yang diajarkan oleh generasi pendahulunya namun mereka kini mulai beradaptasi dengan penggunaan gawai, berpikiran lebih terbuka, menerima perubahan dengan mudah, dan cukup familiar dengan penggunaan aplikasi online. Dampak lain dari masuknya gawai adalah pola pengasuhan anak lebih interaktif, gaya komunikasi lebih terbuka dan berjalan dua arah, serta peran orang tua dalam pengambilan keputusan anak cenderung lebih partisipatif namun tetap memegang teguh nilai-nilai yang ada.

Hal yang sama juga dirasakan oleh keluarga milenial, perkembangan teknologi membuat keluarga milenial memiliki penguasaan teknologi yang lebih andal dibandingkan dari keluarga generasi sebelumnya. Keluarga milenial memanfaatkan teknologi dalam merencanakan dan mengambil keputusan. Pola komunikasi yang dijalin keluarga milenial biasanya bersifat rasional dan kolaboratif. Selain itu, pada umumnya keluarga milenial menerapkan pola asuh anak authoritative dan permissive yang banyak dipengaruhi oleh gawai.

Orang tua pada keluarga milenial cenderung berpikiran terbuka dan lebih mengutamakan kerja tim pada gaya parenting-nya. Anak dari keluarga milenial sangat dekat dengan gawai yang seringkali membuat anak-anak susah untuk diatur, timbul rasa malas, dan cenderung tidak ingin bermain di luar ruangan. Dampak positif dari adanya gawai pada keluarga milenial, yaitu tersedianya media pembelajaran digital yang bisa diakses dengan mudah. Penggunaan teknologi dapat dilakukan dengan tetap berhati-hati agar anak tidak terjebak di dalamnya dan nilai-nilai dalam keluarga tetap ada.

Perbedaan pola asuh anak pada keluarga non-milenial dan milenial menunjukkan adanya perkembangan gaya pola asuh yang lebih adaptif dan terbuka. Gaya parenting antara keluarga milenial dan non-milenial memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Pola asuh pada keluarga non-milenial membentuk sikap anak yang cenderung mudah diatur, namun di sisi lain apabila gaya tersebut kurang sesuai dengan kepribadian anak justru dapat membuat anak menjadi kurang nyaman. Pola asuh keluarga milenial dinilai lebih memahami kebutuhan anak namun tidak sedikit yang memanjakan anak. Pola asuh tersebut apabila tidak diiringi dengan pendidikan karakter, dapat menjadi bumerang bagi orang tuanya dan anak menjadi susah diatur dan semena-mena. Orang tua perlu memiliki sikap adaptif agar dapat menyesuaikan kebutuhan anak tanpa mengekang maupun memanjakan anak.

Tips Pola Asuh Positif 

Pola asuh atau parenting yang baik memerlukan sikap yang positif sesuai dengan karakter masing-masing anak. Pola asuh positif dimaksudkan bahwa orang tua dapat membesarkan anak-anak dengan sikap yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan dalam keluarga. Berikut adalah beberapa tips pola asuh positif yang dapat diterapkan dalam keluarga, antara lain :

  1. Meningkatkan harga diri dan kesejahteraan mental anak. Anak-anak yang memiliki harga diri dan kesejahteraan mental yang baik akan memiliki hubungan harmonis dengan orang tuanya.
  2. Memberikan lebih banyak umpan balik positif terhadap perilaku anak. Ucapan-ucapan positif dapat mendorong anak berperilaku baik dan merasa sangat dihargai oleh orang tuanya.
  3. Menanamkan sikap disiplin yang konsisten. Sikap disiplin membantu anak untuk memilih perilaku yang baik, belajar mengendalikan diri, dan mengikuti aturan-aturan yang ada.
  4. Meluangkan waktu bersama anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadwalkan waktu bersama dengan anak-anak di akhir pekan untuk berlibur dan mengobrol bersama.
  5. Menjadi teladan dan contoh yang baik bagi anak.

Penulis : Azzahra Zaita Putri Aulia, Muhammad Al Fian, Raihan Duta Assidiqi , Rendy Fattah Wahyu Mulya R., Restu Arifani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun