Mohon tunggu...
raihana putri hutami
raihana putri hutami Mohon Tunggu... -

siswa aksel 2 SMP labsdchool Jakarta, CLABEXVIIXELIANT. suka menjayus dan agak aneh

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jakarta dan Musim Hujan

17 November 2009   12:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:18 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir. Kata tersebut pasti sudah sering terdengar di telinga kita. Ya, di Indonesia, banjir memang merupakan makanan sehari-hari. Terutama di Jakarta, kota metropolitan dan pusat pemerintahan negara kita. Banjir bukan lagi hal yang tabu di masyarakat kota Jakarta. Dulu, banjir merupakan peristiwa yang terjadi tiap 5 tahun, hingga tahun 2007. Namun, setelah itu, banjir tidak lagi datang setiap 5 tahun. Kini, dimana ada hujan besar, pasti ada daerah yang tergenang banjir. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat Jakarta tidak senang dengan datangnya musim hujan.

Sebab-sebab dari banjir tersebut, pastilah anda semua sudah mengetahuinya. Kurangnya lahan hijau, air sungai yang sudah tersumbat sampah, dan lain sebagainya. Terus terang, teori tentang bajir tersebut sudah saya dapatkan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Tapi, ternyata teori saja tak dapat menggerakkan hati sebagian masyarakat Jakarta. Terbukti, kini justru lahan hijau semakin sedikit, dan sampah semakin menggunung. Padahal, lahan hijau tidak hanya berfungsi sebagai pencegah banjir, tapi juga dapat mengurangi polusi di Jakarta, yang kini telah mendapat penghargaan sebagai 3 besar kota di dunia dengan tingkat polusi tertinggi. Hebat bukan?

Saya ingat betul, saat tahun 2007, ibu saya memberitahukan saya agar saya selalu membawa payung di musim hujan, dan jangan berpergian terlalu jauh. Ya, karena memang kalau berpergian terlalu jauh, nantinya saya akan terkepung di dalam banjir. Kerabat ibu saya pun selalu memberitahu saya agar berhati-hati, karena, tahun tersebut merupakan jadwal bagi banjir untuk berkunjung ke Jakarta. Tahun berikutnya, orang-orang tak terlalu khawatir akan banjir. Tapi nyatanya, tahun itupun terjadi banjir besar di hampir seluruh wilayah Jakarta. Banyak warga yang panik. Apalagi yang rumahnya didatangi banjir secara tiba-tiba. Karena saya ingat betul, tanggal 2 Februari 2008, hujan terus turun tanpa henti dan mengakibatkan banjir besar di hampir seluruh wilayah Jakarta, bahkan lebih prah dari tahun sebelumnya. Kebanyakan warga mungkin sedang berangkat ke kantor atau mungkin masih terlelap. Intinya, hari itu saya tidak masuk sekolah karena terkepung banjir. Hari itu, saya berangkat dari rumah pukul 6.00, dan pukul 7.30 masih berada di jalan. Padahal, biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke sekolah. AKhirnya, saat itu om saya yang sedang mengantar saya memutuskan untuk pulang ke rumah, dan saya mengikutinya karena mungkin banyak juga teman saya yang tidak masuk sekolah. Tapi, kami terjebak di dalam hujan besar yang tak henti-henti dan banjir yang menggenangi jalan. Apalagi saya harus melewati daerah Cempaka Putih, dimana di daerah sana selalu saja tergenang banjir. Saya pun terkepung di Cempaka Putih, karena jalan manapun yang mengarah ke rumah saya sudah digenangi oleh air hujan yang tinggi. Akhirnnya, setelah menunggu sangat lama, saya pun dapat sampai di rumah pukul 12.30 siang. Mungkin pengalaman tersebut hanya segelintir kisah dari jutaan warga Jakarta yang mengalami hal serupa. Mungkin juga hal ini terjadi pada anda.

Tapi, untungnya, rumah saya tak digenangi air hujan. Saat itu, saya menonton berita di televisi, bahwa banyak daerah di Jakarta yang digenangi banjir hingga bermeter-meter tingginya. Saya dan keluarga saya saat itu bersyukur, karena kami tidak ikut mengalami hal itu, walaupun kami juga terganggu karena tidak dapat keluar rumah. Dan juga, saya tidak dapat masuk ke sekolah selama berhari-hari. Dan saat saya masuk sekolah pun, hanya sebagian kecil siswa yang hadir. Saya bersama teman saya pun bertukar pengalaman selama banjir. Ada yang harus mengungsi, ada yang terkepung di dalam rumah, ada pula yang rumahnya digenangi banjir hingga semata kaki, namun di lantai 2!

Sudah puas dilanda banjir karena kelalaian masyarakat, namun Jakarta masih juga mendapat banjir kiriman dari dataran tinggi, misalnya Bogor. Jelas hal tersebut memperparah kondisi kota metropolitan ini. Belum lagi, air banjir tersebut mengandung sangat banyak kotoran. Mulai dari sampah, bangkai hewan, sampai kotoran-kotoran. Sehingga, pasca banjir pun Jakarta belum sepenuhnya pulih. Masih harus melihat warganya yang terserang penyakit akibat banjir tersebut. Misalnya, diare dan demam berdarah. Sehingga kondisi kota Jakarta menjadi tidak keruan. Penyakit-penyakit pasca banjir pun menjadi KLB di Jakarta. Sehingga, kini banyak warga yang beralih ke apartemen agar terhindar dari banjir dan dampak-dampaknya.

Kini, musim hujan telah datang. Bersiaplah untuk menghadapi hari di musim hujan tahun ini. Akankah banjir datang seperti tahun tahun sebelumnya? Hmmm, kemungkinan besar, ya. Karena baru saja musim hujan datang, Jakarta sudah dilanda banjir kecil di wilayah-wilayah yang memang rawan banjir. Saya pun mengalaminya di tahun ini. Jum'at, 13 Noveber 2009, saya kembali terkepung banjir di daerah Cempaka Putih. Yah, semoga saja banjir besar seperti tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi. Namun, jangan hanya berharap. Ikuti juga dengan tindakan mencegah banjir. Mulai dari yang kecil saja, seperti membuang sampah pada tempatnya, dan tidak menganggap sungai sebagai tempat membuang sampah. Karena, baru-baru ini saya membaca koran, kalau sungai di Jakarta sudah tidak masuk ke tingkat mana pun soal kebersihan dan kelayakan air. Artinya, air sungai sudah tidak dapat digunakan lagi untuk apapun, dalam kata lain, sudah tak berfungsi lagi.

Mungkin sekian dulu tulisan saya. Oh iya, saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Raihana Putri Hutami dan saya bersekolah di SMP Labschool Jakarta. Ini merupakan tulisan pertama saya di kompasiana. Jadi, harap maklum jika tema yang saya pilih pasaran dan masing kurang disana-sini. Semoga saja tulisan saya ini berguna bagi pembaca sekalian. Dan pesan saya, jagalah lingkungan kita untuk kehidupan di masa mendatang. Terima kasih :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun