Mohon tunggu...
Raihanah Alifah
Raihanah Alifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pelajar Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Daydreaming dan Kaitannya dengan Psikologi

12 Mei 2024   14:00 Diperbarui: 12 Mei 2024   14:05 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Daydreaming biasanya terjadi ketika seseorang kehilangan fokus pada aktivitas yang sedang dilakukan dan mulai membayangkan situasi atau pengalaman yang berbeda dalam pikirannya. Ini bisa dipicu oleh kebosanan, kurangnya stimulasi, kelelahan, atau bahkan keinginan untuk melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan.

Dari sudut pandang psikologis, daydreaming sering kali dianggap sebagai bentuk dari proses pikiran yang disebut "introspeksi spontan" atau "pikiran mengembara". Introspeksi spontan adalah ketika seseorang secara tidak sengaja berpikir tentang berbagai hal tanpa fokus yang jelas, seringkali tanpa kesadaran yang sepenuhnya tentang apa yang sedang mereka pikirkan.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan daydreaming adalah:

  1. Stimulasi rendah, ketika seseorang terlibat dalam tugas yang kurang menantang atau merangsang, pikiran mereka cenderung mencari stimulasi tambahan. Ini dapat mengarah pada daydreaming sebagai cara untuk mengisi kekosongan tersebut.

  2. Kurangnya fokus, ketika seseorang kehilangan fokus pada tugas atau aktivitas yang sedang mereka lakukan, pikiran mereka dapat mulai melayang ke pikiran yang berbeda. Ini terutama terjadi ketika tugas yang sedang dilakukan tidak menarik atau membutuhkan konsentrasi yang tinggi.

  3. Menghindari situasi yang tidak menyenangkan, daydreaming juga bisa menjadi bentuk pelarian dari situasi yang tidak menyenangkan atau stres. Seseorang mungkin mulai membayangkan situasi yang lebih menyenangkan atau memikirkan solusi untuk masalah yang dihadapi.

  4. Kreativitas, daydreaming dapat menjadi sumber inspirasi dan kreativitas. Ketika pikiran bebas berkeliaran, ide-ide baru dapat muncul secara alami.

  5. Proses pemrosesan emosional, daydreaming juga dapat berfungsi sebagai cara untuk memproses emosi yang kompleks atau konflik internal. Membayangkan berbagai skenario dan situasi dapat membantu seseorang memahami dan mengatasi perasaan yang mereka alami.

Meskipun daydreaming sering kali dianggap sebagai hal yang tidak produktif, dalam beberapa kasus, itu dapat membantu seseorang memecahkan masalah, merilekskan pikiran, atau bahkan meningkatkan kreativitas.

Namun, jika daydreaming terlalu sering atau mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, itu bisa menjadi tanda bahwa ada masalah yang lebih dalam yang perlu diatasi. Daydreaming juga tidak boleh dilakukan berlebihan. Salah satu jenis daydreaming yang dapat dianggap berbahaya menurut psikologi yaitu maladaptive daydreaming. Maladaptive daydreaming adalah kondisi di mana seseorang terlibat dalam daydreaming yang ekstrem, intens, dan berkepanjangan, yang mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Orang yang mengalami maladaptive daydreaming sering kali terlalu terlibat dalam dunia fantasi mereka sendiri, kehilangan kontak dengan realitas, dan menghabiskan banyak waktu dalam aktivitas tersebut. Meskipun maladaptive daydreaming tidak diakui sebagai diagnosis resmi dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), banyak individu melaporkan bahwa kondisi ini memiliki dampak negatif yang signifikan pada kehidupan mereka. Terapi kognitif perilaku dan terapi lainnya dapat membantu individu yang mengalami maladaptive daydreaming untuk mengatasi kondisi tersebut dan mengembalikan keseimbangan kehidupan mereka.

Daydreaming bisa dikaitkan dengan beberapa konsep dalam teori Sigmund Freud, terutama dalam kerangka pemahaman psikoanalisisnya. Meskipun daydreaming tidak secara langsung disinggung oleh Freud dalam karya-karyanya, prinsip-prinsip dasar psikoanalisisnya memberikan landasan untuk memahami daydreaming sebagai bagian dari proses psikologis yang lebih luas. Freud memandang daydreaming sebagai salah satu bentuk pelarian dari realitas yang mendasari keinginan-keinginan tidak sadar. Dia menganggap daydreaming sebagai cara untuk melepaskan ego dari kenyataan yang mungkin tidak menyenangkan atau penuh tekanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun