3. Peningkatan Fungsi Jantung dan Kesehatan Kardiovaskular Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berpuasa dapat memiliki efek positif pada kesehatan jantung. Puasa intermiten telah terkait dengan penurunan faktor risiko kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, kadar gula darah, dan kadar kolesterol. Ini dapat membantu dalam mencegah penyakit jantung.
4. Peningkatan Kesehatan Otak Berpuasa juga dapat memiliki dampak positif pada kesehatan otak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat merangsang proses neuroprotektif dan meningkatkan kinerja kognitif. Selain itu, berpuasa dapat meningkatkan produksi faktor neurotropik yang mendukung pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel otak.
5. Manajemen Diabetes dan Resistensi Insulin Puasa dapat membantu dalam manajemen diabetes dan resistensi insulin. Proses ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin, membantu mengontrol kadar gula darah, dan mengurangi risiko terjadinya diabetes tipe 2. Namun, individu dengan diabetes atau masalah kesehatan lainnya harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai praktik puasa.
6. Pembersihan Toksin dalam Tubuh Selama puasa, tubuh memiliki kesempatan untuk membersihkan diri dari toksin dan limbah metabolik. Proses ini dikenal sebagai detoksifikasi atau autophagy, di mana sel-sel tubuh menghilangkan komponen yang rusak atau tidak diperlukan. Detoksifikasi ini diyakini dapat mendukung kesehatan seluler dan mencegah perkembangan penyakit.
7. Peningkatan Kesehatan Sistem Pencernaan Puasa juga dapat memberikan istirahat pada sistem pencernaan. Saat tidak ada makanan yang dicerna, tubuh dapat menggunakan energi untuk memperbaiki dan meremajakan sel-sel pencernaan. Beberapa orang melaporkan perbaikan dalam gangguan pencernaan atau gangguan seperti sindrom usus iritabel (IBS) melalui praktik puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H