Sudah terdengar wacana dan regulasinya. Namun, bisakah hal itu diwujudkan sesuai harapan?
Belum lama pemerintah El Savador mengeluarkan regulasi terkait cryptocurrency, yaitu mengganti mata uang resmi menjadi Bitcoin---namun, belum lama hal tersebut diumumkan  sudah terdengar protes dari masyarakat El Savador yang menutut agar pemerintahnya mengembalikan keadaan seperti semula.  Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dan, kenapa pemerintah El Savador tiba mengeluarkan regulasi yang dilawan banyak orang?
Dilansir dari news scientist, Presiden El Savador---Nayib Bukule---berharap agar bitcoin bisa mempermudah transaksi uang dari luar negeri ke El Savador tanpa harus membuat bank account dan membayar biaya pengiriman yang mahal. Instrumen Bitcoin dinilai sebagai alat transaksi praktis karena tidak perlu memenuhi syarat dua tadi. Â
Namun, tak semulus yang ada dipikiran sang presiden. Beberapa masyarakat turun ke jalan dan melayangkan aksi protes mereka terhadap pengesahan regulasi Bitcoin. Mereka menilai Bitcoin terlalu beresiko dan memiliki harga yang fluktuatif.
Akankah Indonesia mengalami hal yang sama?
Menteri  Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan bahwa kemungkinan Bitcoin akan dijadikan alat pembayaran sah seperti uang tidak akan terjadi. Selain karena terlalu beresiko dan memiliki harga yang fluktuatif, Bitcoin juga rentan berpotensi menjadi dana korupsi hingga rentan terhadap serangan siber. Bank Indonesia---sebagai bank sentral---juga menegaskan bahwa Bitcoin tidak akan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan hanya sebatas produk investasi di bursa berjangka. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H