Sepak bola merupakan olahraga yang digemari oleh semua orang di negara manapun termasuk Indonesia, Baik dari kalangan pria, wanita, dewasa, maupun anak kecil pasti menyukai olahraga sepak bola.Â
Banyak sekali yang menghabiskan waktu weekend nya dengan menonton bola didalam stadion langsung dengan mengajak keluarga, teman, maupun pasangan nya.Â
Apalagi jika yang bertanding adalah dua tim yang mempunyai nama besar dan memiliki rivalitas yang panas tentunya itu membuat orang banyak ingin menyaksikan pertandingan langsung untuk mendukung tim kebanggaan nya secara langsung, namun biasanya tim yang menjadi tim tamu akan ada larangan untuk supporter tamu untuk datang mendukung secara langsung di dalam stadion.Â
Salah satu contoh nya adalah pertandingan liga 1 antara Arema FC VS Persebaya Surabaya FC yang di selenggarakan pada Tanggal 01 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang. Namun, Pada pertandingan ini Arema harus mengakui keunggulan persebaya dengan skor 2-3 dalam waktu 2 x 45 menit.Â
Awal mula terjadinya tragedi setelah pluit panjang di bunyikan oleh sang wasit yang memimpin laga tersebut, para pendukung arema dengan julukan singo edan tersebut itu mulai memasuki ke dalam lapangan untuk menghampiri para pemain arema untuk melampiaskan kekecewaannya, namun langsung saja dicegah oleh pihak keamanan agar tidak masuk kedalam lapangan dan menghampiri pemain.Â
Namun suasana semakin keruh, supporter pun semakin anarkis dan polisi mulai menembakkan gas air mata ke arah tribun yang dipadati oleh banyak penonton termasuk anak kecil dan wanita. dan banyak penonton yang memilih keluar melalui pintu 10 tetapi terjadilah penumpukan yang menyebabkan banyaknya orang yang kekurangan oksigen dan setelah itu tim medis langsung saja berupaya melakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit terdekat.Â
Akan tetapi suasana di dalam Stadion semakin kelam, tembakkan gas air mata itu makin gencar dilakukan oleh pihak keamanan hingga membuat penonton lari ketakutan hingga terinjak-injak untuk menyelamatkan diri sendiri dan keluarganya masing-masing.Â
Kejadian itu pun banyak memakan korban hingga 135 orang yang meninggal dunia, banyak orang yang meninggal di gate 13 akibat sesak napas dan kekurangan oksigen karena banyaknya supporter yang lain ingin keluar meninggalkan Stadion tersebut.Â
Setelah kejadian itu presiden RI, Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta atau Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (disingkat TGPF atau TGIPF) untuk mengusut tuntas atas penyebab kejadian kelam di stadion Kanjuruhan tersebut, sementara itu liga 1 diberhentikan untuk sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan. dan setelah penyelidikan terdapat beberapa nama tersangka di antaranya pihak penyelenggara yang mencetak tiket melebihi batas kuota nya, . Namun, hasil dari penyelidikan tersebut menyebutkan bahwa gas air mata tersebut terbawa angin hingga menyebabkan menuju tribun yang dipadati oleh supporter singo edan tersebut.Â
Tentunya membuat netizen merasa agak kesal dengan keputusan itu, secara logika, gas air mata tersebut pasti ada yang mengarahkan untuk ditembak ke arah mana. Setelah kejadian itu liga 1 mulai digulirkan kembali pada bulan Desember dengan menggunakan sistem bubble dan tanpa penonton.Â
Keputusan itu tentunya sangat merugikan untuk semua tim, karena tanpa ada nya pendukung tidak ada pemasukan dari tiket untuk dana tim tersebut, dan tentunya menurunkan mental para pemain yang bermain tidak di depan pendukungnya masing-masing. Seiring berjalan nya waktu pun, pihak keamanan mulai memberikan izin dengan adanya penonton dengan secara bertahap.Â