Mohon tunggu...
Raih Hidayah
Raih Hidayah Mohon Tunggu... Guru - Penulis SW

Penggemar mi ayam, emak-emak pendamping remaja putri di sebuah SMA, cita cita ingin masuk surga. Ibu hidayah..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kabar Untukmu

7 November 2021   09:40 Diperbarui: 7 November 2021   09:40 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita adalah sekumpulan  jiwa
Yang terikat dengan sumpah
Ingatkah ketika masih dalam alam ruh Bai'at pertama kita amini
Bahwa pengukuhan tulus
Allah adalah Tuhan kita

Lalu.. setelah berlalunya waktu Terlupakan atau sengaja dilupa
Manusia semakin menjauh
Mulai mengingkari janji
Kesombongan, pembangkangan

Menimbang rasa arogansi diri

Tenggelam dalam maksiat
Terpapar dalam semu pola pikir dangkal
Mengingkari wahyu Illahi
Kawan..

Andai diksi-diksi amatir ini
Menyapa ruang layarmu
Dan sempat mengetuk pintu nurani
Yang kian berwarna abu-abu
Kembalilah sahabatku
keningmu sudah terlalu rindu
Pada sujud-sujud sholatmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun