Mohon tunggu...
raiehan andhika pradana
raiehan andhika pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 5 Program Studi Ilmu Ekonomi (Fakultas Ekonomika dan Bisnis) Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Hobby

E-commerce di Indonesia: Belanja Online yang Bikin Hidup Lebih Praktis dan Keren

7 Desember 2024   22:15 Diperbarui: 7 Desember 2024   22:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Siapa sih yang nggak suka belanja online di E-commerce? Cukup buka aplikasi, pilih barang, bayar, dan voila, barang datang ke depan pintu. E-commerce atau belanja online sekarang jadi bagian dari hidup sehari-hari, bukan cuma di kota-kota besar seperti Jakarta, tapi juga di desa-desa yang jauh dari keramaian. Platform-platform seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee bukan hanya bikin belanja jadi gampang, tapi juga mengubah cara orang berinteraksi dan bahkan bentuk identitas sosial mereka.

Dulu, belanja itu harus pergi ke mall atau pasar, kan? Tapi sekarang, tinggal buka aplikasi di ponsel, semua yang kamu butuhin langsung ada. Menurut data dari APJII (Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia), 2023, jumlah pengguna di Internet di Indonesia udah nyentuh 202 juta orang-itu sekitar 75% dari total penduduk! Gila, kan? ini bikin e-commerce jadi makin mudah diakses semua orang, baik di kota besar maupun desa.

Nah, yang bikin lebih seru, belanja online itu bukan cuma soal beli barang. Banyak orang sekarang belanja sambil pamerin ke teman-teman di Instagram, TikTok, atau YouTube. Dari mulai unboxing produk baru sampai kasih review, pokoknya belanja jadi ajang pamer! Kegiatan ini nggak cuma buat beli barang, tapi juga buat nunjukin gaya hidup atau status dunia maya. Misalnya, ada yang beli makeup atau gadget terbaru, terus langsung di-upload story Instagram. Ini jadi semacam "konsumerisme sosial", di mana barang yang dibeli bukan cuma buat kepuasan pribadi, tapi juga buat pamerin diri ke orang lain.

Nggak bisa dipungkiri, kalau e-commerce dan media sosial itu saling menguatkan. Berdasarkan data dari We Are Social & Hootsuite (2024), hampir 94% orang Indonesia aktif di media sosial, dan banyak dari mereka berbagi pengalaman belanja mereka. Mulai dari beli barang di Shopee, Tokopedia, atau Bukalapak, sampai share tips belanja dan promo.

Gak jarang juga orang-orang nge-tag temen-temennya buat ajak beli barang yang lagi diskon, atau bahkan bikin shopping haul yang bisa dilihat sama followers mereka. Jadi, belanja online sekarang bukan cuma soal memenuhi kebutuhan, tapi juga tentang "show off" barang-barang keren yang baru dibeli. Inilah yang bikin belanja online bukan hanya soal membeli barang, tapi jadi identitas sosial yang dibangun media sosial.

E-commerce nggak cuma populer di kota-kota besar, lho. Sekarang, orang-orang di desa-desa juga mulai belanja online. Walaupun akses internet di beberapa tempat masih terbatas, ternyata banyak yang udah mulai memanfaatkan platform e-commerce buat beli barang yang sulit ditemukan di pasar tradisional. bahkan, di desa-desa seperti Jawa Tengah, Bali, dan Sumatera, para pedagang kecil mulai jual produk mereka lewat Tokopedia dan Bukalapak. Ini membuka peluang baru, karena mereka bisa jual produk mereka ke orang-orang di luar daerah mereka, bahkan ke luar negeri!

Menurut Google & Temasek (2023), pasar e-commerce Indonesia diprediksi bakal nyentuh US$ 53 miliar pada tahun 2025. Ini artinya, belanja online nggak cuma jadi tren, tapi juga jadi salah satu sumber ekonomi baru buat pelaku UMKM, baik di kota maupun di desa.

Tapi, nggak semua mulus. Ada juga yang merasa kalau belanja online ini mengurangi interaksi langsung. Dulu, kita bisa tawar-menawar harga di pasar, sekarang semuanya serba chat dan click aja. Walaupun lebih praktis, kadang kita jadi kurang ngobrol atau bertemu langsung sama penjual. Gitu deh, dunia digital yang kadang bikin kita lebih terasing dari interaksi fisik.

E-commerce juga ngaruh ke cara orang ngebentuk identitas sosial mereka. Banyak orang beli barang cuma buat dipakai, tapi juga buat nunjukin gaya hidup mereka ke orang lain. Contohnya, barang-barang fashion atau kosmetik yang lagi hits, sering kali dibeli dengan alasan ingin terlihat stylish atau "up-to-date" dengan tren.

Ini jelas kelihatan di media sosial. Orang-orang yang sering belanja dan pamerin barang-barang baru itu sering jadi influencer tanpa disadari. Jadi, bukan hanya buat memenuhi kebutuhan, belanja online juga jadi cara untuk menunjukkan "status" atau gaya hidup kita, yang akhirnya bikin orang lain ngikutin tren yang sama.

Walaupun e-commerce bawa banyak peluang, ada beberapa tantangan yang nggak bisa diabaikan. Salah satunya adalah akses internet yang masih jadi masalah di daerah-daerah tertentu. Meskipun sekarang internet udah merata, di beberapa tempat masih susah banget buat akses internet cepat. Jadi, buat sebagian orang, belanja online tetap jadi mimipi yang belum kesampaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun