Mohon tunggu...
Dr. Raiders Salomon Marpaung.
Dr. Raiders Salomon Marpaung. Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Olahraga Purna Tugas

Nama :Dr. Raiders Salomon Marpaung, MM. Alamat :Jl. Toram I No. 5, Jakarta 11820 Tempat, tanggal lahir :Bandung, 18 April 1962 Status : Menikah Pekerjaan: Purna Tugas Guru PJOK di SMPK 6 PENABUR Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Belajar dari Museum Jenderal Besar AH Nasution

16 November 2021   09:53 Diperbarui: 16 November 2021   09:57 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri: anak-anak belajar nilai kejuangan)

Hari Museum Nasional diperingati setiap tanggal 12 Oktober. Sebagai wujud dukungan saya dalam rangka merayakan hari Museum di Indonesia, saya akan mengulas tentang Museum Jenderal Besar AH Nasution.

Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang begitu banyak memiliki objek wisata. Salah satu objek wisata sejarah yang menjadi saksi bisu tentang kisah tragis peristiwa G-30S/PKI adalah "Museum Jenderal Besar AH Nasution".

Museum Abdul Haris Nasution atau tepatnya museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution adalah salah satu museum pahlawan nasional yang terletak di jalan Teuku Umar No. 40, Jakarta Pusat, DKI Jaya, Indonesia. Museum ini semula adalah kediaman pribadi dari pak Nasution yang ditempati bersama dengan keluarganya sejak menjabat sebagai KASAD tahun 1949 hingga wafatnya pada tanggal 6 September 2000.

Di tempat ini, Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution telah menghasilkan banyak karya juang yang dipersembahkan bagi kemajuan bangsa dan negara. Di tempat ini pula pada tanggal 1 Oktober 1965 telah terjadi peristiwa dramatis yang hampir merenggut nyawa Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution.

Pasukan Tjakrabirawa G-30S/PKI berupaya menculik dan membunuh Jenderal Nasution, puji syukur hal itu gagal dilakukan. Namun dalam peristiwa tersebut, putri Jenderal Nasution, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean gugur.

Pada saat memasuki museum tersebut, pengunjung bisa dikejutkan dengan keberadaan diorama mengenai penyerangan oleh Tjakrabirawa kepada Jenderal Besar A.H Nasution. Diorama dalam museum tersebut berukuran sebesar orang dewasa dengan berbagai ekspresi.

Pengunjung dapat melihat diorama tentara Tjakrabirawa dengan ekspresi bengis yang mendobrak paksa pintu kamar Jenderal A.H Nasution. Saat memasuki kamar tidur Jenderal Nasution, disitu masih terdapat lubang-lubang yang merupakan hasil tembakan peluru tentara Tjakrabirawa. Jumlah diorama pasukan Tjakrabirawa yang ada di museum tersebut persis sama jumlahnya dengan tentara Tjakrabirawa yang masuk ke rumah Jenderal Besar AH Nasution.

(Diorama Ade Irma Suryani Dok: cnnindonesia.com)
(Diorama Ade Irma Suryani Dok: cnnindonesia.com)
Diorama Ade Irma Suryani yang berlumuran darah setelah ditembak pasukan Tjakrabirawa dan digendong oleh ibunya (Johana Sunarti Nasution) juga digambarkan sesuai kejadian saat itu. Menyaksikan diorama tersebut, kita bisa merasakan suasana mencekam saat tragedi malam tanggal 30 September menjelang subuh tanggal 1 Oktober 1965 itu terjadi. Semua isi dalam museum Jenderal Besar AH Nasution, masih asli seperti saat keluarga Jenderal AH Nasution tinggal disitu.

(Dokpri: Sersan Mayor Royen Suryanto mendampingi anak-anak dalam rangka memupuk nilai kejuangan sejak usia dini)
(Dokpri: Sersan Mayor Royen Suryanto mendampingi anak-anak dalam rangka memupuk nilai kejuangan sejak usia dini)
Jadi, kalau kita mau belajar dan memupuk nilai kejuangan dari Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution, datanglah ke Museum Jenderal Besar AH Nasution yang merupakan prasasti hidup dan kehidupan Jenderal Besar AH Nasution dan keluarga. Kita bisa membayangkan lintasan dan jejak pengabdian Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution menghasilkan banyak karya juang yang dipersembahkan bagi kemajuan bangsa dan negara, di tempat yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun