Mohon tunggu...
Dr. Raiders Salomon Marpaung.
Dr. Raiders Salomon Marpaung. Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Olahraga Purna Tugas

Nama :Dr. Raiders Salomon Marpaung, MM. Alamat :Jl. Toram I No. 5, Jakarta 11820 Tempat, tanggal lahir :Bandung, 18 April 1962 Status : Menikah Pekerjaan: Purna Tugas Guru PJOK di SMPK 6 PENABUR Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perjuangan Tim Parapowerlifting Indonesia dalam Paralympic Games Tokyo 2020

16 September 2021   14:55 Diperbarui: 16 September 2021   15:03 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ni Nengah Widiasih Dok: olympics.com)

                                                                                                   

Dalam gelaran Olimpiade Tokyo 2020, cabang olahraga angkat besi menjadi cabang olahraga yang pertama menyumbang medali untuk kontingen Indonesia. Tidak mau ketinggalan dengan atlet angkat besi, atlet angkat berat/powerlifting pun melakukan hal yang sama dalam gelaran Paralympic Games Tokyo 2020.

Dalam tulisan ini, saya akan menuliskan perjuangan tim para powerlifting Indonesia dalam mengikuti Paralympic Games Tokyo 2020 yang diselenggarakan di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang dari tanggal 26 s/d 30 Agustus 2021 yang baru lalu. Dalam gelaran kegiatan multievent antar kaum disabilitas paling bergengsi ini, Indonesia berhasil menempatkan satu wakilnya yang masuk dalam daftar peserta. Satu wakil Indonesia tersebut mewakili kelas 41 kg putri. Dan satu-satunya atlet yang lolos itu adalah Ni Nengah Widiasih.

 Perjuangan Ni Nengah Widiasih

Ni Nengah Widiasih tampil tanggal 26 Agustus 2021 pukul 13.00 waktu setempat. Widiasih bersaing dengan paralifter Lingling Guo dari China, Clara Sarahy Fuentes Monasterio dari Venezuela, Zoe Newson dari Inggris, Helen Wawira Kariuki dari Kenya, Cristina Poplador Granados dari Kolumbia, Lara Aparecida de Lima dari Brasil, Noura Baddour dari Siria, Maryna Kopiika dari Ukraina dan Leidy Rodriguez Rodriguez dari Kuba.

Pada angkatan pertama, Widiasih berhasil mengangkat beban seberat 96 kg, sementara pesaingnya masih ada lima lifter yang sukses juga pada angkatan pertama. Pada angkatan kedua Widiasih menambah beban menjadi 98 kg, akan tetapi ia gagal mengangkat beban tersebut, sementara pesaingnya yang sukses pada angkatan kedua tinggal tiga lifter. Pada angkatan ketiga Widiasih tidak menambah beban, tetap 98 kg.

Ia tampil perkasa, angkatannya pun sukses, sementara pesaingnya yang sukses pada angkatan ketiga hanya satu lifter. Satu-satunya pesaing yang sukses pada angkatan ketiga yaitu Lingling Guo dari China dengan angkatan seberat 108 kg yang akhirnya meraih medali emas.

Hasil ini, menempatkan Widiasih pada posisi kedua dengan angkatan 98 kg untuk memastikan meraih medali perak kelas 41 kg putri. Keberhasilan tersebut sekaligus menjadikan Widiasih sebagai orang Indonesia pertama yang meraih medali di Paralympic Games Tokyo 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun