Ia adalah pemegang gelar Super World Champion kelas ringan (WBA), juara kelas ringan (WBO), yang juga mantan juara dunia kelas bulu (IBF & WBA) dan kelas bulu super (WBC). Juan Manuel Marquez, petinju yang pernah ditumbangkan Chris John dengan angka mutlak di Tenggarong, Kaltim, sudah menjadi juara dunia di tiga kelas berbeda (bulu, bulu super dan ringan). Dengan reputasinya mengalahkan beberapa petinju yang sangat populer seperti Marco Antonio Barera di kelas bulu super dan Juan Diaz di kelas ringan, bertarung keras selama 12 ronde yang akhirnya berakhir seri melawan petinju maut Manny Pacquiao, dan hanya kalah angka dari petinju terbaik dunia Floyd Mayweather Jr mampu menaikkan bayarannya menuju level jutaan dolar AS.
Meningkatnya reputasi Marquez, sudah barang tentu berdampak positif pada peningkatan reputasi Chris John, sebagai petinju hebat, karena reputasinya mengalahkan Marquez. Dengan reputasi tersebut, Chris John pemegang gelar Super World Champion di kelas bulu (WBA) pada saat itu dapat memilih alternatif untuk memberikan tawaran rematch terhadap Marquez sekaligus memperebutkan gelar Super World Champion kelas ringan (WBA).
Kesempatan Chris John
Setelah dua belas tahun bertahan di kelas bulu dengan reputasi terbaik di kelasnya baik versi BoxRec maupun Fightnews, saatnya bagi Chris John menghadapi tantangan baru, prestasi besar dan bayaran besar. Naik ke kelas yang lebih tinggi dengan menambah berat badannya beberapa kilo gram  agar "in" di kelas yang lebih tinggi, mengejar dan segera bentrok dengan para bintang tinju dunia selain Marquez seperti Mzonke Fana Juara kelas bulu super (IBF) dari Afrika Selatan yang pernah menghadapi petinju legendaris di kelas bulu Marco Antonio Barrera, Humberto Soto Juara kelas ringan (WBC) yang juga mantan juara kelas bulu dan bulu super (WBC) dari Meksiko, Amir Khan Juara kelas welter ringan (WBA) dari Inggris yang pernah mengalahkan Barrera untuk meraih kesempatan bertarung dengan bayaran jutaan dolar AS.
Jika Chris John dapat kesempatan bertarung melawan Marquez atau salah satu dari bintang tinju dunia lainnya, bayarannya akan terkatrol minimal 500.000 dolar AS (Rp 5 milyard). Jika itu terjadi, mungkin akan menjadi record bayaran tertinggi petinju Indonesia sepanjang masa yang sulit dipecahkan, kecuali oleh Chris John sendiri jika ia mampu mengalahkan salah satu dari bintang tinju dunia tersebut.
Baku hantam bergengsi tinggi itu bisa digelar apabila ada kemauan dan usaha keras dari team manajemen Chris John, mengingat para bintang tinju dunia tersebut dari kelas yang berbeda, badan tinju yang berbeda dan sudah punya agenda pertarungan sendiri-sendiri. Salah satunya kesempatan melawan Humberto Soto yang menyandang gelar juara dunia kelas ringan (WBC) dengan rekor bertanding 54 kali menang (32 KO), 7 kali kalah dengan 2 kali seri, yang paling sulit, karena ia sudah punya agenda pertarungan menghadapi penantang ranking 6 versi (WBC) asal Meksiko, Urbano Antillon, yang digelar pada tanggal 7 Mei 2011 di MGM Grand, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
Kemudian kesempatan melawan Mzonke Fana juara dunia kelas bulu super (IBF) yang memiliki rekor bertanding 30 kali menang (12 KO) dengan 4 kali kalah, cukup sulit, karena perlu ada pendekatan dengan IBF. Sedangkan melawan Amir Khan juara dunia kelas welter ringan (WBA) yang mendapat julukan "King Khan" dengan rekor bertanding 24 kali menang (17 KO) dengan 1 kali kalah itu cukup sulit juga, karena Chris John harus menaikan berat badannya tiga kelas lebih tinggi.
Jadi kesempatan terbesar adalah melawan Juan Manuel Marquez dari Meksiko dengan rekor bertanding 52 kali menang (38 KO) 5 kali kalah dan 1 kali draw, karena mereka punya status yang sama, yaitu pemegang gelar Super World pada badan tinju yang sama (WBA) jadi akan lebih mudah diatur walaupun di kelas yang berbeda. Mereka juga pernah saling berhadapan yang dimenangkan oleh Chris John sehingga Marquez mendapat kesempatan pula untuk membalas kekalahannya.
Sekali lagi ini adalah kesempatan terbesar bagi Chris John untuk menghadapi tantangan baru, prestasi besar dan bayaran besar dengan peluang keberhasilan fifty-fifty. Jika ia memilih tetap bertahan di kelas bulu, ia wajib menghadapi Yuriorkis Gamboa dari Panama juara dunia kelas bulu (IBF) sekaligus juga berstatus pemegang gelar Super World kelas bulu (WBA) sama dengan Chris John, yang memiliki rekor 19 kali menang (15 KO) dengan peluang keberhasilan kurang lebih sama fifty-fifty juga. Sedangkan untuk jumlah bayaran, tergantung hasil lelang dengan pembagian 55 % untuk Chris John dan 45 % untuk Gamboa.
Akan tetapi semua itu tidak pernah terjadi. Chris John tetap bertahan di kelas bulu dengan gelar WBA Super World dan berhasil mempertahankan gelarnya lima kali lagi sampai akhirnya secara diluar dugaan pada tanggal 6 Desember 2013 harus kehilangan gelarnya di tangan Simpiwe Vetyeka dari Afrika Selatan. Kekalahan dari Simpiwe dalam pertandingan mempertahankan gelarnya yang ke 19 yang diselenggarakan di Metro City, Northbridge, Australia adalah kekalahan pertama sepanjang 15 tahun karier bertunjunya dan membuatnya mengundurkan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H