Dalam artikel saya sebelumnya dengan topik "Sindrom Pasca Pensiun", saya sudah berbagi info tentang "perubahan pola pikir menghadapi masa pensiun". Sekedar mengingatkan kembali bahwa pensiun adalah status seorang pegawai yang sudah tidak bekerja lagi karena usianya telah mencapai masa pensiun yang ditetapkan perusahaan. Memasuki masa pensiun adalah pasti pekerja yang bersangkutan akan mendapatkan sejumlah uang.
Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari pensiunan tersebut tidak dapat mencukupi dirinya. Dana pensiun habis sekitar sepuluh tahun setelah pensiun. Oleh sebab itu setelah kita menerima sejumlah uang dana pensiun/pesangon tersebut, kita harus memiliki kemampuan untuk mengelola uang tersebut.
Pertama-tama, kita pisahkan yang menjadi bagian Tuhan (bayar zakat untuk umat Islam dan bayar persepuluhan untuk umat Kristiani). Kemudian, segera bayar hutang (apabila kita masih punya hutang). Selanjutnya, sisihkan 10% untuk modal usaha. Dan sisanya, sisihkan sebagian dalam bentuk deposito, sebagian lagi dalam bentuk investasi lainnya.
Hal-hal yang perlu dihindari dari penggunaan dana pensiun antara lain merenovasi rumah, mengganti kendaraan, meminjamkan uang, pesta besar pernikahan anak, dan tawaran investasi dengan imbalan hasil tinggi yang belum terjamin kebenarannya. Â Â Â Â
Selain kemampuan untuk mengelola dana pensiun, kemampuan menyesuaikan gaya hidup juga merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pensiunan. Ada gaya hidup yang perlu dikurangi, antara lain gaya traveling dan gaya konsumerisme. Ada gaya hidup yang perlu ditingkatkan, antara lain gaya menghemat dengan moto hemat pangkal kaya. Â Â Â
Sekian tulisan tentang cara bijak mengelola dana pensiun. Semoga bermanfaat bagi anda para pembaca agar tetap aktif, sehat, dan dapat menikmati kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H