Mohon tunggu...
raida zafira
raida zafira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa D4 Teknologi Kesehatan Gigi Universitas Airlangga

hobi saya membaca dan menyanyi. Saya memiliki kapribadian yang ramah, enjoy, dan mudah bergaul. Saya memili MBTI ENFJ. Topik konten favorit saya adalah kesehatan, sosial budaya, musik, lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menuju Indonesia Bebas Karies, Pentingnya Kesadaran Kesehatan Gigi

22 November 2024   21:00 Diperbarui: 22 November 2024   21:01 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian penting dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi sering kali terabaikan oleh masyarakat. Di Indonesia, masalah kesehatan gigi masih menjadi isu serius, terutama di kalangan anak-anak dan masyarakat pedesaan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 57,6% masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut, namun hanya 10,2% yang pernah mendapatkan perawatan medis untuk mengatasinya. Artikel ini membahas kondisi kesehatan gigi di Indonesia, faktor penyebab permasalahan, dampaknya terhadap kehidupan masyarakat, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya.

Kondisi Kesehatan Gigi di Indonesia

Salah satu masalah utama kesehatan gigi di Indonesia adalah tingginya angka kasus karies gigi. Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak, dengan prevalensi sekitar 90%. Karies gigi tidak hanya menyebabkan rasa sakit, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup anak, seperti terganggunya pola makan dan belajar.

Selain karies, masalah gigi lain yang banyak ditemukan adalah radang gusi (gingivitis), bau mulut (halitosis), dan kehilangan gigi akibat perawatan yang tertunda. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan gigi menjadi penyebab utama masalah ini. Banyak orang hanya pergi ke dokter gigi ketika sudah mengalami rasa sakit yang parah, sehingga pengobatan menjadi lebih rumit dan mahal.

Akses terhadap fasilitas kesehatan gigi juga menjadi tantangan. Sebagian besar tenaga medis dan fasilitas kesehatan gigi terkonsentrasi di kota-kota besar, sementara masyarakat di daerah terpencil sering kali sulit mendapatkan pelayanan. Rasio dokter gigi dengan jumlah penduduk di Indonesia masih sangat rendah, yaitu sekitar 1 dokter gigi untuk 40.000 orang, jauh dari rasio ideal yang ditetapkan oleh WHO.

Faktor Penyebab Masalah Kesehatan Gigi

  • Kurangnya Edukasi
    Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut masih rendah. Kebiasaan menyikat gigi secara rutin dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida belum menjadi kebiasaan yang merata di semua kalangan.
  • Pola Makan yang Tidak Sehat
    Konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti permen, kue, dan minuman bersoda, sangat tinggi di kalangan masyarakat Indonesia. Gula merupakan makanan bagi bakteri di rongga mulut, yang menghasilkan asam dan menyebabkan kerusakan pada enamel gigi.
  • Akses yang Terbatas ke Pelayanan Kesehatan Gigi
    Di daerah terpencil, fasilitas kesehatan gigi sering kali tidak tersedia, dan masyarakat harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan perawatan.
  • Biaya Perawatan yang Tinggi
    Banyak masyarakat menganggap perawatan gigi mahal dan kurang prioritas dibandingkan kebutuhan kesehatan lainnya.

Dampak Masalah Kesehatan Gigi

Kesehatan gigi yang buruk tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga pada aspek psikologis dan sosial seseorang. Rasa sakit akibat gigi berlubang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti makan, tidur, dan berbicara. Anak-anak yang mengalami karies gigi sering kali kesulitan berkonsentrasi di sekolah, sehingga memengaruhi prestasi belajar mereka.

Secara psikologis, masalah seperti bau mulut atau kehilangan gigi dapat menurunkan rasa percaya diri. Orang dewasa yang memiliki masalah gigi juga cenderung mengalami kesulitan dalam hubungan sosial dan profesional.

Dari segi kesehatan, infeksi gigi yang tidak ditangani dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti jantung dan ginjal, yang dapat menyebabkan komplikasi serius.

Solusi dan Upaya yang Bisa Dilakukan

  • Edukasi Masyarakat
    Edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi harus terus ditingkatkan. Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, dapat melakukan kampanye masif tentang kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari dengan benar, menggunakan pasta gigi berfluorida.
  • Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Gigi
    Pemerintah perlu memastikan distribusi tenaga medis dan fasilitas kesehatan yang merata, terutama di daerah terpencil. Klinik gigi keliling (mobile dental clinic) dapat menjadi salah satu solusi untuk menjangkau masyarakat yang sulit mengakses layanan kesehatan gigi.
  • Peran Sekolah dan Komunitas
    Sekolah dapat menjadi tempat strategis untuk mendidik anak-anak tentang kesehatan gigi. Program seperti pemeriksaan gigi rutin, pemberian sikat gigi gratis, dan pelajaran tentang pola makan sehat dapat membantu menanamkan kebiasaan baik sejak dini.
  • Subsidi untuk Perawatan Gigi
    Mengingat biaya perawatan gigi yang cukup mahal, pemerintah dapat memberikan subsidi atau asuransi kesehatan yang mencakup tindakan dasar seperti tambal gigi, pencabutan gigi, dan pembersihan karang gigi.
  • Kerja Sama dengan Sektor Swasta
    Perusahaan-perusahaan swasta, terutama produsen produk kesehatan gigi, dapat berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan menyediakan produk kebersihan gigi gratis untuk masyarakat yang kurang mampu.
  • Inovasi Teknologi
    Pemanfaatan teknologi digital, seperti aplikasi kesehatan gigi atau konsultasi dokter gigi secara daring, dapat menjadi solusi untuk memperluas akses masyarakat terhadap informasi dan layanan kesehatan gigi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun