Mohon tunggu...
raidah
raidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

saya anak perempuan terakhir yang hobi memasak dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tantangan Klinik Pedesaan dalam Melayani Kesehatan Masyarakat

22 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 22 Desember 2024   09:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Klinik adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang di dalam prakteknya harus berpedoman pada undang-undang yang berlaku di dalam negara. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 tentang klinik menjelaskan bahwa klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran memberikan pelayanan medis dasar atau spesialis yang diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan memiliki peran penting dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar di daerah-daerah terpencil.

Fasilitas kesehatan seperti klinik di daerah pedesaan masih sangat terbatas. Kekurangan fasilitas menyebabkan masyarakat di daerah pedesaan kesulitan untuk memperoleh perawatan kesehatan yang memadai. Selain itu, keterbatasan fasilitas kesehatan di desa juga menghambat warga untuk mengenali sejak dini kondisi kesehatan mereka karena tidak dapat melakukan pemeriksaan secara rutin dan tepat waktu. Akibatnya, masalah kesehatan yang seharusnya bisa ditangani dengan lebih cepat menjadi terlambat dan semakin memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Klinik-klinik yang sudah beroperasi di desa seringkali menghadapi berbagai macam tantangan yang langsung berdampak pada kualitas pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada pasien. Tantangan Utama yang dihadapi oleh fasilitas Kesehatan di desa biasanya seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga medis, fasilitas yang terbatas, dan rendahnya aksesibilitas. Keterbatasan jumlah tenaga medis yang terampil dan kompeten di pedesaan menjadi salah satu faktor penghambat yang paling Utama dalam memberikan pelayanan yang optimal. Pelayanan yang kurang optimal ini diperburuk dengan kondisi fasilitas yang kurang memadai, baik dari segi ruang, peralatan medis, maupun persedian obat-obatan yang terbatas. Selain dari dua masalah penghambat tersebut, rendahnya aksesibilitas juga menjadi masalah yang besar. Di mana pasien kesulitan untuk menjangkau klinik-klinik yang ada karena Jarak yang jauh, kondisi jalan yang rusak, dan transportasi yang tidak memadai

Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan bahwa kondisi tenaga kesehatan saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa daerah-daerah 3T menghadapi berbagai macam kesulitan dalam menyediakan layanan kesehatan yang memadai. Jarak yang sangat jauh antara fasilitas kesehatan dengan pemukiman warga, infrastruktur yang buruk seperti jalan yang sulit untuk dilalui, serta keterbatasan anggaran yang menghambat ketersediaan obat-obatan, dan juga peralatan tenaga medis menjadi faktor yang membuat kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan berkualitas yang pada akhirnya mempengaruhi keadaan kesehatan masyarakat di daerah-daerah tersebut.

Meskipun tantangan yang dihadapi cukup rumit, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan upaya yang kolaboratif dan sistematis. Menyelesaikan masalah ini memerlukan kerjasama yang erat antara pemerintah, sektor industri, dan masyarakat sendiri. Setiap pihak mempunyai peran penting yang tidak bisa dipisahkan. Pemerintah sebagai pihak yang memiliki wewenang dan sumber daya harus mengambil langkah yang lebih tegas untuk memperbaiki kondisi pelayanan kesehatan di pedesaan. Termasuk peningkatan infrastruktur kesehatan, peningkatan jumlah tenaga medis yang sudah terlatih. Sektor industri seperti perusahaan farmasi dan penyedia teknologi kesehatan dapat berperan dalam mendukung pengadaan alat medis yang efisien dan terjangkau.

Masyarakat juga harus dilibatkan dalam proses ini dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan bagaimana cara menjaga pola hidup yang sehat. Dengan saling mendukung dan bekerja sama, segala tantangan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di pedesaan akan teratasi. Sebagai hasilnya, bukan hanya sistem kesehatan yang menjadi lebih baik, tetapi kualitas hidup masyarakat di pedesaan juga menjadi lebih sehat dan sejahtera.

Seiring dengan bertambahnya fasilitas kesehatan yang ada di desa, maka masyarakat bisa lebih mudah mendapat pelayanan kesehatan. Dengan keadaan klinik desa yang berfungsi sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama yang semakin baik, warga di desa memiliki kesempatan untuk melakukan pemeriksaan kesehataan dengan mudah. Dalam jangka panjang, perbaikan fasilitas kesehatan seperti klinik di desa dapat menciptakan pola hidup yang sehat dan berkelanjutan serta memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Raidah Raqiqah, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun