Mohon tunggu...
RAI Adiatmadja
RAI Adiatmadja Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya ibu rumah tangga yang gemar menulis. Memiliki fokus lebih dalam terhadap parenting dan kondisi generasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tawuran Pemuda: Krisis Identitas dan Kegagalan Sistem Kehidupan

10 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 10 Oktober 2024   08:06 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tawuran bukanlah permasalahan parsial, tetapi sistemis. Saat agama dinihilkan dalam mengurusi kehidupan manusia di segala bidang, kehancuran demi kehancuran itu sangat terpampang. Banyak pemuda yang frustrasi karena permasalahan ekonomi. Pendidikan di sistem perekonomian  kapitalisme tidak memiliki tujuan mencerdaskan generasi yang bertakwa, tetapi segala sesuatunya pasti berhubungan dengan untung dan rugi. Sehingga biaya pendidikan melambung sangat tinggi.

Belum lagi krisis identitas yang menjangkiti mereka, pengaruh besar dari media, disfungsi keluarga, semua menjadi hal karut-marut yang semakin menggurita. Untuk memahami tujuan hidup pun mereka bingung akhirnya limbung, banyak yang memilih mengakhiri hidup atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain.

Sistem Islam adalah Solusi Integral

Mengapa sistem Islam yang menjadi solusi? Jawabannya, ya hanya sistem Islam yang mampu menangani permasalahan tawuran ini. Sebab, sistem Islam memiliki pendidikan yang khas. Tidak terpisahkan dari akidah Islam sebagai fondasi.

Tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah membentuk generasi yang berkepribadian islami. Pola pikir dan perbuatannya islami. Pendidikan di dalam Islam bukan hanya media transfer ilmu semata, tetapi membentuk SDM yang bertakwa.

Kepribadian islami akan melahirkan pola pikir islami yang mencakup pemahaman tentang hukum-hukum Islam seperti wajib, sunah, mubah, dan makruh. Adapun pola sikap yang islami, ini erat hubungannya dengan sikap anak didik yang sesuai dengan hukum Islam di semua lini kehidupan.

Islam mewajibkan setiap orang tua untuk menjalankan pendidikan Islam kepada anak-anaknya bukan sekadar mengandalkan sekolah. Justru orang tualah terutama ibu sebagai sekolah pertama untuk buah hatinya.

Masyarakat yang ada di sistem Islam tentu tidak boleh memfasilitasi kerusakan untuk generasinya seperti yang ia terjadi hari ini. Di mana lahan prostitusi, perjudian, pornografi, miras, dan lain sebagainya begitu terbuka luas. Masyarakat di sistem Islam akan menjalankan tugas utamanya yaitu amar makruf nahi mungkar karena menyadari sepenuhnya bahwa mendidik generasi itu kewajiban bersama.

Akan ada sinergi antara orang tua, guru, masyarakat, ketika pemerintah pun fokus mendidik generasi cemerlang dengan pijakan fondasi Islam. Untuk semua perilaku kriminal, pemerintah harus benar-benar tegas memberikan sanksi agar melahirkan efek jera.

Keberhasilan pembentukan generasi khairu ummah sudah  diawali dan dibuktikan oleh Rasulullah saw. sebagai kepala negara di Madinah. Dilanjutkan oleh Khulafaurasyidin yang terbukti berhasil dan sejarah mencatatnya dengan gemilang. Estafet tersebut dilanjutkan oleh para khalifah berabad-abad tahun lamanya.

Islam yang gilang-gemilang tak menjauhkan ilmu agama dari keilmuan duniawi seperti sains dan teknologi, justru ada integrasi di dalamnya. Tujuannya bukan sekadar mencerdaskan SDM agar punya kapabilitas dalam ilmu dunia semata, tetapi memiliki pemahaman agama dan bisa menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam untuk setiap sendi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun