Mengapa kita kelaparan
Di antara lelap mereka penguasa kursi?
Mengapa utang menjerat tak terbantahkan
Sedangkan mereka asyik bercumbu dengan korupsi?
Tertindas di bahu kekar Nusantara
Di antara melimpahnya SDA
Jeritan melengkingkan
doa
Di mana tuan yang menjanjikan sejahtera?
Hamba tertikam bungkam
Takut yang berwarna legam
Rasa lapar menekan
Hingga mendamba mati dan entas penderitaan
Kekayaan itu tak mampu memberi sesuap nasi
Akhirnya menjadi pengemis di rumah sendiri
Mungkin benar, janji hanya tepat untuk diingkari
Hamba menelan kemiskinan bulat-bulat
Tak lagi berharap tentang mentari di pelupuk negeri
Sebab, mendung sudah menjadi wajah penggantiÂ
Merawat sisa nyawa dan seutas percaya
Jika dunia kubangan derita
Semoga akhirat memberi obat
Hamba mencatat banyak surat
Tentang mengadu kepada-Nya lewat sirat
Jika orang kecil tak boleh bersuara
Maka, kalimat ini adalah nada yang paling tinggi
Di balik frustrasi dan ironi negeri
Merayakan lapar dalam kata
Melukis ketimpangan mental jelata
Kuadukan kalian kepada Tuhanku
Sebab, lapar sejahtera lebih kejam dari serbuan serdadu