Sejarah adalah rekonstruksi dari masa lalu, yaitu menelusuri kembali berbagai hal yang pernah dipikirkan, dilakukan, diucapkan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Terbatasnya sumber literatur yang membahas tentang sejarah Sekolah Islam Terpadu mengakibatkan kesulitan untuk memahami konsep dan juga perkembangannya. Tulisan ini penting untuk membahas mengenai Sekolah Islam Terpadu dari sisi sejarah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan perkembangannya. Berikut ini adalah pembahasan mengenai Sekolah Islam terpadu dari perspektif sejarah:
Trend Pendidikan Menjelang Abad 21
Terdapat perubahan yang cukup menarik terkait trend pendidikan di Indonesia menjelang abad 21 ini. Perubahan tersebut ditandai dengan munculnya sekolah-sekolah Islam Terpadu. Sekolah Islam Terpadu merupakan sekolah yang menggunakan pendekatan penyelenggaraan pendidikan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama dalam satu kurikulum. Sebelum abad 21, model pendidikan di Indonesia hanya mengenal tiga model lembaga pendidikan yaitu pesantren, madrasah, dan sekolah (umum).
Munculnya sekolah Islam Terpadu
Munculnya Sekolah Islam Terpadu terjadi sekitar dekade akhir tahun 1980-an. Kemunculan tersebut diawali oleh para aktivis kampus yang tergabung dengan Lembaga Dakwah Kampus Institute Teknologi Bandung , Universitas Indonesia dan beberapa universitas lainnya. Pada saat itu, pemuda menjadi target utama karena mereka percaya bahwa para pemuda menjadi agen perubahan yang sangat penting dalam melakukan Islamisasi kepada masyarakat. Dalam hal ini, mereka mendirikan Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) yang telah meninspirasi berdirinya Sekolah-sekolah Islam Terpadu di Indonesia. Hingga saat ini, terdapat sekitar 1.000 Sekolah Islam Terpadu yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dengan kepengurusannya yang telah tersebar di seluruh Indonesia, dan ada sekitar 10.000 Sekolah Islam Terpadu yang secara strukturalnya tidak tergabung dengan JSIT.
Saat ini, terdapat sekitar 1.000 Sekolah Islam Terpadu yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dan sekitar 10.000 lainnya yang berdiri independen. Sekolah Islam Terpadu telah menjadi bagian penting dari pendidikan di Indonesia, terlihat dari penerimaan kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, keselarasan tujuan dengan pemerintah, serta program sertifikasi bagi guru-gurunya.
Sekolah Islam Terpadu Perspektif Politik
Munculnya Sekolah Islam Terpadu ini menjadi fenomena pendidikan di Indonesia, Rio Kurniawan dalam jurnalnya mengidentifikasi hal tersebut ke dalam tiga perspektif, diantaranya:
Secara historis, bangsa Indonesia sangat melekat dengan nilai-nilai religius dan menjadikan nila-nilai tersebut sebagai sumber dan daya kekuatan bangsa. Kemerdekaan bangsa Indonesia ini juga diperjuangkan oleh para santri dan ulama.dalam melakukan perlawanan tidak semua menggunakan senjata. Terdapat diplomat ulung seperti KH Agus Salim, Cokroaminoto dan dua pendiri Ormas besar, KH Hasyim Asy'ari (pendiri NU) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).
Keinginan manusia untuk selalu kembali kepada fitrahnya. Kelebihan manusia terletak pada kemapuannya untuk berfikir. Kecenderungan manusia dapat mempengaruhi pilihannya. Dalam waktu yang lama, Indonesia dipengaruhi dengan sistem sekuler yang disamarkan menjadikan jiwa bangsa memberontak. Usaha menghilangkan nilai budaya bangsa mengalami kegagalan. Masyarakat merasa bosan dengan sistem pendidikan nasional dan model pendidikan umum yang memisahkan pendidikan agama. Fitrah itulah yang ingin memenuhi jiwanya dengan cahaya Allah.
Sekolah Islam terpadu memberikan hal yang lebih dibandingkan dengan pendidikan umum. Sekolah Islam Terpadu memberikan pendidikan secara menyeluruh dan teintegratif. Tidak hanya mengintegrasikan pendidikan umum dengan pendidikan agama, tetapi juga memberikan keterampilan sesuai dengan bakat peserta didik. Selain itu, pola pembelajaran Sekolah Islam Terpadu ini mengakomodir hak-hak peserta didik sebagai penuntut ilmu. Hal tersebut menjadi jawaban terhadap tantangan zaman yang akan masuk pada era globalisasi. Anak-anak dibekali keterampilan manajerial dan juga skill lainnya untuk menunjang dirinya agar mampu bersaing.