Mohon tunggu...
Rai Putri Diantari
Rai Putri Diantari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya menyukai konten-konten pendidikan, sains, dan spiritual

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Adakah Keuntungan Filsafat Pragmatisme bila diterapkan dalam Pendidikan?

27 Desember 2023   10:03 Diperbarui: 27 Desember 2023   10:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pragmatisme merupakan salah satu aliran dalam filsafat. Bila ditinjau secara etimologi, Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata pragma yang berarti fakta, tindakan, atau pekerjaan yang menyangkut akibat, dan juga kata isme yang berarti paham. Berdasarkan asal katanya dapat dikatakan Pragmatisme adalah suatu aliran yang mementingkan fakta atau tindakan yang akan menghasilkan suatu akibat. 

Aliran ini dicetuskan pertama kali oleh Charles Sandre Pierce pada tahun 1839 yang menyatakan bahwa segala sesuatu akan berpengaruh bila memuat hasil yang praktis. Konsep pragmatisme ini nampaknya mulai diadopsi dalam dunia pendidikan yang terlihat dari pandangan bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan.

Pendidikan dewasa ini dibuat lebih terbuka dan fleksibel mengacu pada kebebasan berpikir dan kreativitas peserta didik. Hal ini juga merupakan salah satu ciri dari aliran filsafat Pragmatisme. Pragmatisme menganggap tidak ada kebenaran yang bersifat absolut, karena kebenaran adalah berdasarkan kebaikan dari sebuah hasil. 

Pragmatisme menempatkan pengalaman sebagai sesuatu yang sangat penting. Sehingga pendidikan mengutamakan penyusunan kembali dan penataan ulang pengalaman peserta didik. Hal ini menjadi sesuatu yang positif karena sekolah akan selalu berupaya memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Pengalaman yang menjadi tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman, sehingga peserta didik menjadi kaya dan mampu menghadapi tantangan peradaban.

Pragmatisme menempatkan guru sebagai seseorang yang paham tentang apa yang dibutuhkan peserta didik di masa depan. Sehingga guru akan menanamkan pengetahuan dan keterampilan yang esensial untuk kebutuhan hidup siswa di masa depan. Peserta didik diajarkan pendidikan yang bermakna tentang cara-cara penyelesaian masalah dan persoalan yang akan sering muncul dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pendidikan pragmatisme adalah pendidikan yang berpusat pada siswa (student centered). Siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan mencari situasi belajar yang dirasa paling bermakna baginya.

Dilihat dari pemaparan di atas, dapat diilhami bahwa pandangan pragmatisme juga memiliki peran yang cukup penting dalam pendidikan. Pendidikan yang memfasilitasi peserta didik untuk mendapatkan pengalaman secara langsung adalah pendidikan yang lebih bermakna dan dapat memotivasi peserta didik untuk mempelajari suatu pengetahuan.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun